Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Komite IV DPD RI Minta TKDD Perhatikan Peningkatan Alokasi Dana Desa
Oleh : Irawan
Rabu | 14-06-2017 | 15:38 WIB
Haripinto_RDP_budject_office.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Rapat Tim Anggaran Komite I, II, III dan IV dengan Budget Office di Gedung DPD RI

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Komite IV DPD RI meminta agar Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) bisa memperhatikan peningkatan alokasi dan reformulasi distribusi dana desa dengan prinsip pemerataan dan berkeadilan.

Hal ini disampaikan Senator Harpinto Tanuwidjaja dari Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) dalam Rapat Tim Anggaran Komite I, II, III dan IV dengan agenda Penyampaian dan Pembahasan Kajian Budget Office terhadap Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal serta Dana Transfer ke Daerah dalam RAPBN 2018.

"Di Kepri itu kami segalanya sangat mahal karena keterbatasan akses jalan, mengingat Kepri adalah provinsi kepulauan. Jadi kalau kami disamakan jumlah dana TKDD nya dengan provinsi yang bukan kepulauan maka kurang adil rasanya," kata Haripinto, yang juga Tim Anggaran Komite IV di Jakarta, Rabu (14/6/2017).

Selain itu, Senator asal Nusa Tenggara Timur (NTT), Adrianus Garu juga menyoroti dana transfer daerah dan DAU. Menurutnya, pemerintah terkesan tidak serius dalam menerapkan kebijakannya. Maka itu, ia meminta ada nota kesepahaman antara DPD RI dengan pemerintah sebagai bentuk pengawasan DPD RI.

"Harus ada Mou dari tiap kementerian dengan DPD RI setiap kali kita RDP, supaya pemerintah tidak mengabaikan daerah. Jika RDP sudah baik pointnya untuk membangun daerah, maka bisa di dorong untuk direalisasikan berdasarkan MoU yang sudah dibuat," kata Andrainus.

Tak hanya itu, Adrianus Garu juga mengkritisi program tax amnesty. Ia menilai program tersebut belum pro rakyat melainkan masih lebih mementingkan kepentingan pihak-pihak tertentu, khususnya kalangan pengusaha.

Sementara itu, Senator asal Jawa Tengah, Ahmad Muqowam menyampaikan bahwa pemerintah seperti tidak menganggap adanya desa-desa.

"Desa itu menunggu sampai bulan mei baru cair, makanya SDM di daerah itu gajinya ya dirapel bahkan per tiga bulan, saya pikir ini cukup menyusahkan masyarakat di daerah," kata Muqowam.

Dalam rapat tersebut, Staf Ahli Budget Office DPD RI, Rasidin Sitepu menjelaskan pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada tahun 2012-2017 masih didominasi oleh pulau Jawa yakni sebesar 57.9 persen.

Disusul Sumatera sebesar 22.8%, Kalimantan 8,2%, Sulawesi 5,7 persen, Bali dan Nusa tenggara sebesar 2,9 persen, dan pada urutan terakhir Maluku dan Papua sebesar 2,4 persen.

Staf Ahli Budget Office DPD RI lainnya, Ahmad Tauhid menyoroti soal kebijakan perpajakan 2018. Menurutnya, pemerintah harus melakukan optimalisasi potensi dan pemungutan perpajakan guna meningkatkan kepatuhan bayar pajak masyarakat.

Editor: Surya