Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Dunia Hiburan Kembali Kehilangan, Penyanyi Leo Kristi Tutup Usia
Oleh : Redaksi
Minggu | 21-05-2017 | 12:00 WIB
leo-kristi1.jpg Honda-Batam
Penyanyi Leo Kristi semasa hidupnya

BATAMTODY.COM, Jakarta - Dunia hiburan Indonesia kembali kehilangan seorang musisi berbakat. Penyanyi senior Leo Kristi atau yang bernama asli Leo Imam Sukarno wafat di usia 57, pada Minggu (21/5) dini hari di Bandung.

 

"Selamat Jalan, Bung Leo Imam Sukarno aka Leo Kristi. Wafat di Bandung 21 Mei 2017. Nasionalisme Bung akan selalu menginspirasi kami," cuit Kepala Bekraf, Triawan Munaf melalui akun twitter miliknya.

Sementara beredasarkan pesan berantai yang beredar melalui aplikasi pesan singkat, disebutkan bahwa Leo meninggal dunia di RS Immanuel, Bandung, Jawa Barat, pukul 00.59 WIB.

Sebelum berpulang, pria asal Surabaya itu menjalani perawatan pada akhir April lalu. Kala itu, ia dilarikan ke rumah sakit karena diare dan tekanan darahnya tak stabil.

Leo Kristi dilahirkan dengan nama Leo Imam Sukarno di Surabaya, Jawa Timur, pada 8 Agustus 1949.

Semasa hidupnya, Leo dikenal sebagai musisi pengelana. Ia membentuk grup musik bernama Konser Rakyat Leo Kristi (KRLK) dengan basis penggemar yang menyebut diri LKers (Komunitas Pecinta Musik Konser Rakyat Leo Kristi).

Bersama musisi Gombloh dan Franky Sahilatua, ia pernah tergabung dalam grup musik beraliran rock progresif, Lemon Trees. Namun kemudian, Leo memilih keluar dan mengembara bersama musiknya.

Jenazah akan dibawa ke rumah duka di Jalan Bongas 2 E7 No.17 Jatiwaringin Asri, Pondok Gede, Jakarta Timur. Kepergian Leo diketahui karena kesehatannya sudah menurun sejak April lalu. Dokter mendiagnosa bahwa Leo memiliki gangguan pada ginjalnya.

Kabar wafatnya Leo pun sempat membuat penyanyi legendaris Iwan Fals ikut mengenang sosok tersebut, lewat sejumlah foto yang dia unggah di akun Twitter.

"Tambur Jalanan," tulis pelantun Bento itu pada keterangan unggahan tersebut.

Kepergian Leo tentu meninggalkan duka bagi keluarga dan kerabat dekat. Namun yang memilukan, ternyata dia meninggal tepat setelah konser penggalangan dana untuknya digelar.

Penggemar Leo (LKERS) dan para sahabatnya menggelar sebuah konser penggalangan dana di Anjungan Sumatera Utara, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur pada Sabtu (20/5).

Menurut Ramdan, salah satu LKERS yang ikut menyiapkan acara tersebut, konser berlangsung lancar. Sejak dimulai hingga usai, setidaknya setengah karya dari Leo Kristi dimainkan di malam itu.

"Ya kita memang biasa reriungan aja, semalam itu sekitar 50 lah lagu dibawakan teman-teman," ungkapnya kepada Detik.com.

"Semalam itu ada kabar kalau Mas Leo kritis, kita akhirnya berdoa bersama sekitar jam 12 malam. Nah, jam 1 pagi, kita dapat kabar beliau sudah tidak ada," imbuhnya.

Pria kelahiran Surabaya ini dikenal sebagai musisi kelana yang banyak menghabiskan karirnya di jalanan. Leo merupakan musisi seangkatan mendiang Gombloh dan Franky Sahilatua. Bersama keduanya, ia sempat membuat grup band beraliran rock progresif yang diberi nama Lemon Tree’s.

Namun kemudian ia bersolo karier karena visi bermusiknya berbeda dengan kedua rekannya tersebut.

Semasa hidupnya, Leo telah merilis sejumlah album, termasuk Nyanyian Fajar (1975), Nyanyian Malam (1976), Nyanyian Tanah Merdeka (1977), Nyanyian Cinta (1978), Nyanyian Tambur Jalan (1980), Lintasan Hijau Hitam (1984), Biru Emas Bintang Tani (1985, gagal beredar).

Dia juga pernah merilis Catur Paramita (1993) dan Tembang Lestari (1995, direkam pada CD Terbatas), Warm, Fresh and Healthy (17 Desember 2010), dan Hitam Putih Orche (2015).

Editor: Surya