Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Utang Luar Negeri Indonesia Naik 2,9 Persen di Triwulan I 2017
Oleh : Redaksi
Rabu | 17-05-2017 | 12:38 WIB
Bank_Indonesia1.gif Honda-Batam
Bank Indonesia. (Foto: Liputan6.com)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Bank Indonesia menyatakan utang luar negeri Indonesia pada akhir triwulan I pada 2017 mencapai US$ 326,3 miliar atau tumbuh 2,9 persen yoy. Jumlahnya meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 2 persen yoy.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengatakan rasio ULN Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB) relatif stabil di kisaran 34 persen seperti pada akhir triwulan IV 2016. "Jika dibandingkan dengan triwulan I 2016, rasio ULN menurun yaitu sebesar 37 persen," kata dia seperti dilansir keterangan tertulis, Selasa, 16 Mei 2017.

Berdasarkan kelompok peminjam, peningkatan utang luar negeri dipengaruhi kontraksi pertumbuhan utang luar negeri swasta yang lebih kecil di triwulan I 2017 yaitu sebesar -3,6 persen yoy. Triwulan sebelumnya, utang luar negeri swasta mencapai -5,5 persen yoy. Nilai utang luar negeri swasta mencapai US$ 159,9 miliar.

Tirta mengatakan posisi utang luar negeri swasta pada akhir triwulan I tahun ini terkonsentrasi di sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas, dan air bersih. Pangsa utang luar negeri keempat sektor tersebut terhadap total utang luar negeri swasta mencapai 76,5 persen.

Pertumbuhan tahunan utang luar negeri sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih meningkat dibandingkan dengan triwulan IV 2016, sementara utang luar negeri sektor pertambangan dan sektor keuangan masih mengalami kontraksi pertumbuhan.

Utang luar negeri sektor publik pun tumbuh melambat dari 11 persen yoy pada triwulan sebelumnya menjadi 10 persen yoy. Jumlahnya tercatat sebesar US$ 166,5 miliar. Rasio utang luar negeri sektor publik mencapai 51 persen dari total utang luar negeri.

Berdasarkan jangka waktu asal, pertumbuhan utang luar negeri jangka panjang melambat. Tirta mengatakan posisi utang luar negeri jangka panjang yang mendominasi utang luar negeri Indonesia pada akhir triwulan I 2017 tercatat sebesar US$ 282,4 miliar atau 86,5 persen dari total utang luar negeri Nilainya tumbuh 1,1 persen yoy atau sedikit melambat dibandingkan triwulan IV 2016 yang tumbuh sebesar 1,5 persen yoy.

Sementara itu pertumbuhan utang luar negeri jangka pendek meningkat. Pada akhir triwulan I 2017, nilainya sebesar US$ 43,9 miliar atau 13,5 persen dari total utang luar negeri. Utang tumbuh 16,3 persen yoy atau meningkat dibandingkan dengan triwulan IV 2016 yang tumbuh sebesar 6,0 persen yoy.

Tirta mengatakan rasio utang jangka pendek terhadap cadangan devisa sedikit meningkat dibandingkan triwulan IV 2016. Jumlahnya naik dari 35,3 persen pada triwulan IV 2016 menjadi 36,1 persen pada triwulan I 2017.

Menurut Tirta, Bank Indonesia memandang perkembangan utang luar negeri pada triwulan I 2017 tetap sehat. "Namun terus mewaspadai risikonya terhadap perekonomian nasional," katanya.

Bank Indonesia akan terus memantau perkembangan utang luar negeri, khususnya utang luar negeri sektor swasta. "Ini untuk memberikan keyakinan bahwa utang luar negeri dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas makroekonomi," ujarnya.

Sumber: Tempo.co
Editor: Yudha