Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Baidu Maps Pandu Perjalanan Wisatawan China di Indonesia
Oleh : Redaksi
Jum'at | 05-05-2017 | 10:51 WIB
baidu-01.gif Honda-Batam

Peluncuran Baidu Maps di Indonesia. (Foto: selular.id)

 

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Baidu, perusahaan internet asal China, mengandalkan aplikasi peta —Baidu Maps— untuk memandu penduduk China yang berkunjung ke Indonesia. Hal ini lantaran jumlah wisatawan asal China yang terus meningkat ke Indonesia.

 

Kebutuhan akan peta digital menjadi penting lantaran memudahkan turis asing menemukan destinasi wisata menarik kala mengunjungi suatu negara. Dalam hal ini Baidu menutupi kebutuhan itu dengan memperkuat aplikasi peta agar lebih pandai membaca destinasi wisata favorit.

Popularitas Baidu Maps di Indonesia sebenarnya masih kalah jauh dibandingkan Google Maps. Namun mereka punya satu hal yang membedakan dengan aplikasi peta lain yaitu bahasa yang digunakan.

Bahasa dan pengetahuannya tentang China jadi pengikat utama antara layanan Baidu dengan penggunanya

Business Director Baidu Ken Tao menuturkan aplikasi seperti Baidu Maps menolong mempopulerkan tujuan wisata baru. Sementara ini menurutnya Bali dan Jakarta masih jadi destinasi paling dicari di Baidu Maps oleh turis asal China di Indonesia. Namun mereka berjanji akan mencari cara agar turis tersebut tak hanya datang ke Bali atau Jakarta.

"Kami akan menambah tujuan wisata unggulan Indonesia lainnya di mesin pencari Baidu," kata Tao di Gedung Kementerian Pariwisata, Kamis (4/5/2017).

Pentingnya mesin pencari dan peta digital dalam memasarkan destinasi wisata turut diamini oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya. Ia menilai peran digital tak bisa dihindari tak terkecuali di pariwisata.

"Kalau dibilang naik (jumlah wisatawan) karena mereka, ya benar. Sekitar 70 persen turis China pakai media digital," ucap Arief di tempat yang sama.

Tao mengklaim ada 12 miliar impresi dan 13 juta klik di mesin pencari Baidu terkait Indonesia. Selain itu dari catatan Kementerian Pariwisata dan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah wisatawan China yang datang ke Indonesia mencapai 1.141.330 pada 2016. Angka itu meningkat 27,3 persen dari pencapaian sebelumnya.

Arief berpendapat pencapaian itu tak lepas dari campur tangan peta digital dalam memandu wisatawan asing seperti yang Baidu lakukan dengan turis asal China.

Bagi penduduk China, Baidu sudah semacam Google di kehidupan sehari-hari mereka. Perusahaan yang bermarkas pusat di Beijing, China, ini punya inti bisnis di bidang mesin pencari. Mereka pertama kali diperkenalkan ke publik pada 2000.

Sementara aplikasi Baidu Maps hanya salah satu jenis layanan yang ditawarkan oleh Baidu. Pada masa awal, Baidu Maps hanya memuat peta negara China. Namun seiring waktu, cakupannya terus meluas ke negara lain termasuk Indonesia. Hal itu terkait dengan permintaan dari turis China yang bepergian ke berbagai penjuru dunia.

Penetrasi pasar di Indonesia dilakukan dengan bekerja sama dengan pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pariwisata. Kemenpar sendiri menargetkan menggaet dua juta turis China hingga akhir 2017.

Sumber: CNNIndonesia
Editor: Gokli