Triwulan I 2017

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Produksi industeri manufaktur besar dan sedang di Provinsi Kepri pada Triwulan I tahun 2017 mengalami kontraksi minus, sebesar 5,33 persen. Bibandingkan Triwulan IV 2016 yang mencapai 8,66 persen, pertumbuhan industeri besar dan sedang 2017 ini, makin melorot minus 7,50 persen.

Badan Pusat Statistik Provinsi Kepri mencatat, capaiaan pertumbuhan industri manufaktur besar dan sedang di Provinsi Kepri pada Triwulan I tahun 2017 ini, berada dibawah Pertumbuhan secara Nasional, yang tumbuh positif 0,86 persen.

Kepala BPS Kepri, Panususnan Siregar mengatakan, dibandingkan secara tahunan (Year On Year) Triwulan I tahun 2016, pertumbuhan industri manufaktur besar dan sedang di Kepri ini juga mengalami penurunan produksi sebesar 7,50 persen. Capaian Pertumbuhan ini, berada di bawah pertumbuhan secara Nasional yang mencapai 4,33 persen.

"Penurunan produksi pada Triwulan I Tahun 2017 disebebkan oleh turunya produksi beberapa sub-sektor industri manufaktur besar dan sedang di Kepri, seperti produksi bahan kimia dan barang dari bahan kimia, produksi industri pakaian jadi, serta produksi makanan," ujar Panusunan.

Sedangakan penurunan produksi pada Triwulan I (Y On Y) ‎2016-2017, disebabkan oleh turunya produksu Industri komputer, barang elektornik dan optik, produksi industri makanan, dan produksi Industri pakaian jadi.

"Industeri ‎manufaktur berat dan sedang ini, seharusnya menjadi the leading sektor dan memberikan sumbangan terbesar dalam pertumbuhan ekonomi Kepri dan Indonenesia. Tapi akibat penurunan, kontribusi industri manifaktur besar dan sedang Kepri ini hanya menyumbang produk domestik bruto (PDB) Indonedia sebesar 20,51 persen, dan PDB Kepri 37,33 persen," bebernya.

Perolehan angka pertumbuhan industri manufaktur besar dan sedang di Kepri ini, dihasilkan dari pengilahan survei BPS terhadap industeri besar dan sedang (IBS) bulanan di Kepri sebagai sampel.

"Hingga Angka yang dihasilakan,‎ menggambarkan perkembangan produksi sektor industri manufaktur secara lebih dini," jelasnya.

Editor: Gokli