Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pejuang Lingkungan dari Wonogiri ini Dipuji Fahri Hamzah
Oleh : Irawan
Minggu | 09-04-2017 | 14:00 WIB
Fahri_mbah_sadiman.jpg Honda-Batam

Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah dan Mbah Sadman, pejuang lingkungan dari Wonogiri

BATAMTODAY.COM, Wonogiri - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah memuji sosok Mbah Sadiman, pejuang lingkungan yang secara mandiri menghijaukan desanya di Wonogiri, Jawa Tengah. Mbah Sadiman sempat dianggap sebagai orang gila, karena mustahil bisa menghijaukan Wonogiri yang daerahnya berbukit-bukit

 

Penghargaan terhadap Mbah Sadiman disampaikan langsung oleh politikus PKS itu di sela-sela diskusi bertajuk "Tantangan, Masalah dan Solusi di Sektor Pertanian". Acara itu digelar saat Press Gathering Wartawan Koordinatoriat DPR di Pendopo Kantor Bupati Wonogiri, Sabtu (8/4/2017).

"Setiap hari kita disuguhkan oleh berita OTT (operasi tangkap tangan, red), OTT, OTT, seperti makan obat. Di tengah itu kita harus menghadirkan sosok-sosok seperti Pak Sadiman," kata Fahri dalam sambutannya.

Mbah Sadiman merupakan perintis penyelamatan lingkungan yang meraih penghargaan Kalpataru pada 2016. Sebelumnya, sejumlah tokoh dari daerah ini juga menerima penghargaan yang sama.

Peraih Kalpataru pada 1981 adalah Sularso, berikurnya tahun 1983 diterima oleh LKMD Desa Nggiri Warno, serta Kalpataru untuk Mbah Sugino tahun 1989.

Karena seringnya tokoh dari Wonogiri meraih pemghargaan tersebut, Fahri berharap akan lahir ide-ide mendasar terkait upaya penyelamatan lingkungan dari Wonogiri.

"Wonogiri harus melahirkan pemikiran bagaimana menjaga keberlangsungan lingkungan, menjaga kehidupan, menjaga Indonesia agar tetap segar dan bersih. Membantu Wonogiri agar menjadi tujuan wisata, menjadi contoh daerah lain," tambahnya.

Menurut Wakil Bupati Wonogiri Edi Santosa, Mbah Sadiman dikenal setelah 25 tahun mendedikasikan hidupnya dengan segala keterbatasan untuk menghijaukan kampungnya.

"Mbah Sadiman gaji tidak ada, tapi membeli bibit pohon dan ditanam sendiri. Ribuan pohon sudah beliau tanam. Ini teladan bagi kita," tambah dia.

Minta dukungan
Pada kesempatan itu, Wakil Bupati Wonogiri Edi Santosa meminta dukungan DPR untuk percepatan anggaran untuk mengatasi sedimentasi Waduk Gajah Mungkur di Wonogiri, Jawa Tengah.

Edi menyebutkan, pemerintah telah membuat perencanaan pembangunan Waduk Pidekso, sebagai penyangga sedimentasi Waduk Gajah Mungkur. Namun, prosesnya tidak banyak kemajuan.

"Waduk Pidekso perencanaan sudah lama sebagai penyangga sedimentasi. Sudah direncanakan tapi tidak kelar-kelar. Sekarang lagi tahap pengukuran tanah dan murni dari APBN. Ini solusi agar pendangkalan Waduk Gajah Mungkur bisa diatasi," ujar Edi.

Waduk Gajah Mungkur dibangun pada 1976 dan diresmikan tahun 1981, dengan memindahkan 60 ribu jiwa penduduk Wonogiri. Luas genangan danau buatan itu mencapai 90 kilometer persegi.

Manfaat waduk tersebut dirasakan oleh masyarakat di luar Kabupaten Wonogiri, antara lain Klaten dan Sukoharjo. Ada sekitar 30 ribu hektar lahan yang diairi waduk di luar kabupaten itu.

"Untuk Kabupaten Wonogiri sendiri hanya menikmati pengairan waduk sekitar 439 hektar, untuk air minum baku dan industri, PLTA, untuk perikanan dan pariwisata," jelas Edi.

Namun, setelah 35 tahun beroperasi, Waduk Gajah Mungkur terus mengalami pendangkalan. Hal ini diperparah dengan kawasan di sekitarnya yang rawan erosi. Karenanya, dia berharap dukungan dari DPR untuk mendorong pengalokasian anggarannya.

Fahri Hamzah yang hadir bersama dua wakil rakyat asal daerah pemilihan Jawa Tengah, yakni Agustina Wilujeng dan Endang Maria, menampung aspirasi pemerintah daerah Wonogiri.

Editor: Surya