Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pertemuan Bilateral Indonesia - Singapura

Batam Tidak Akan Berbagi Air Dengan Singapura.
Oleh : Andri Arianto
Selasa | 04-01-2011 | 15:33 WIB
dam_Baloi.jpg Honda-Batam

Waduk dam Baloi yang menjadi salah satu sumber air bagi masyarakat Batam kawasan Batamcenter, Sekupang dan Bengkong.

Batam, batamtoday - Air di Batam hanya cukup untuk masyarakat Batam. Demikian ungkapan seorang tokoh nelayan bernama Awaluddin Nasution kepada batamtoday saat dimintai sikapnya atas rencana kerjasama pasokan air dan energi Indonesia - Singapura.

Menurut Awaluddin, tidak ada jalannya bagi pemerintah Singapura untuk menyedot air dari Batam, Bintan maupun Karimun. Sebab, saat ini saja masyarakat Batam masih banyak yang belum mendapatkan fasilitas air bersih dari pengelola air yakni PT. Adhya Tirta Batam (ATB).

"Untuk urusan ini, pemerintah harus punya posisi tawar yang bagus. Karena jika tidak akan berhadapan dengan masyarakat," tukas Awaluddin yang juga dikenal tokoh nelayan di wilayah Kepri.

Diketahui, Singapura akan mengalami krisis air dan energi di tahun 2015. Maka, negara yang bangga dengan maskot "Patung Singa" itu kini tengah gencar menjalin kerjasama dengan negara tetangga termasuk Indonesia.

Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Lim Hng Kiang mengadakan pertemuan bilateral dengan Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, dan Menteri Perindustrian MS. Hidayat.

Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kemenko Perekonomian Lucky Eko Wuriyanto menyatakan upaya kerjasama tersebut guna mengatasi krisis air dan energi yang dialami Singapura. Untuk itu, Singapura mengharapkan mendapat pasokan energi dan air dari wilayah Batam, Bintan, dan Karimun (BBK).

"Di sana kan kritis. Apalagi tahun 2015 kalau di sana berkembang terus maka akan kekurangan," ujar Lucky saat ditemui di Kantor Menko Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Selasa (4/1/2011).

Namun sayangnya, lanjut Lucky, masih terdapat hambatan dalam merealisasikan kerjasama tersebut dalam waktu dekat. Bahkan, hambatan itu berasal dari infrastruktur energi itu sendiri di kawasan BBK.

"Masih banyak yang harus diperbuat, revisi PP 2 tentang kepabeanan itu turunan dari UU FTZ, infrastruktur juga, Batam kan kurang infrastrukturnya terutama energi," ungkapnya.

Singapura dan Indonesia satu sama lain masuk ke dalam lima kerjasama perdagangan terbesar untuk beberapa tahun dan investasi bilateral serta pariwisata yang juga kuat.

Singapura menjadi sumber utama investasi langsung ke Indonesia tahun 2009 senilai US$ 4,4 miliar. Dalam tahun yang sama, Indonesia terhitung sebagai negara dengan pengunjung terbesar ke Singapura.