Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Serap 400 Naker, Pusat Inovasi Apple Beroperasi Mei 2017 di BSD City
Oleh : Redaksi
Jum'at | 31-03-2017 | 10:19 WIB
menperin-01.gif Honda-Batam

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto didampingi Direktur Jenderal Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional Harjanto dan Direktur Industri Elektronika dan Telematika, Achmad Rodjih Almanshoer berbincang-bincang dengan Direktur South Asia Apple Michel Coulomb beserta jajaran di Kementerian Perindustrian, Jakarta, 30 Maret 2017.(Foto:Kemenperin.go.id)

 

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyambut positif langkah yang dilakukan Apple di Indonesia dengan membangun pusat riset dan memenuhi tingkat kandungan dalam negeri (TKDN). Perusahaan teknologi multinasional asal Amerika Serikat ini melihat potensi pasar yang cukup besar di Tanah Air.

 

“Kami memberikan apresiasi terhadap upaya Apple karena mendukung kebijakan pemerintah mengenai peningkatan kandungan lokal, inovasi, dan investasi, yang akhirnya berbuah hasil,” ujarnya usai bertemu dengan Direktur South Asia Apple Michel Coulomb di Jakarta, Kamis (31/3). Turut juga hadir Manager Government Affairs Apple Indonesia Mirza Natadisastra.

Pada pertemuan tersebut, Menperin didampingi Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional (KPAII) Harjanto, Tenaga Ahli Menperin Sanny Iskandar, serta Direktur Industri Elektronika dan Telematika, Achmad Rodjih Almanshoer.

Menperin menyampaikan, pusat penelitian dan pengembangan atau research and development (R&D) center Apple yang pertama di Indonesia akan berlokasi di BSD City, Tangerang, Banten. “Saat ini, mereka masih dalam persiapan desain dan konstruksi dari beberapa fasilitas yang dibangun,” ungkap Airlangga.

R&D Center ini ditargetkan mulai beroperasi pada Mei 2017 dan sebanyak 400 tenaga kerja lokal bakal terserap. “Mereka juga tengah bekerja sama dengan universitas-universitas yang berada di kawasan tersebut. Tahap pertama mereka menggandeng Universitas Bina Nusantara,” kata Airlangga.

Selain itu, Apple akan memberikan program pelatihan untuk menghasilkan tenaga pengajar di pusat riset tersebut. “Karena mereka membutuhkan guru, jadi perlu training of trainer,” tegasnya. Fasilitas pendidikan ini akan mengembangkan aplikasi berbasis lingkungan atau Apple Environment yang dapat dimanfaatkan pelaku industri. “Jadi, aplikasinya nanti juga bisa digunakan untuk enterprise,” lanjutnya.

Rencananya, ada dua R&D Center lagi yang mau dibangun Apple di Indonesia, satu masih di pulau Jawa dan yang lainnya di Sumatera Utara. Komitmen Apple membangun pusat riset ini diperkirakan mencapai nilai investasi sebesar USD44 juta atau sekitar Rp586 miliar.

Menurut Airlangga, pusat inovasi ini bertujuan untuk menciptakan teknologi digital terbaru milik Apple, termasuk pengembangan aplikasi yang dapat digunakan pada gawai yang mereka produksi. Investasi di bidang peranti lunak dan riset ini sebagai upaya Apple memenuhi TKDN 30 persen sehingga bisa menjual perangkat besutan mereka di Indonesia.

Perlu diketahui, untuk memenuhi syarat TKDN 30 persen, Apple harus berkomitmen untuk berinvestasi sebesar Rp550 miliar hingga Rp700 miliar. Ini tertuang pada Peraturan Menperin No. 65 tahun 2016 tentang Ketentuan dan Tata Cara Penghitungan Nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri Produk Telepon Seluler, Komputer Genggam (Handheld), dan Komputer Tablet.

“Dalam pertemuan tadi, mereka mengucapkan terima kasih karena pemerintah telah mengeluarkan sertifikasi TKDN sehingga Apple bisa menjual produk smartphone 4G di Indonesia,” kata Airlangga. TKDN adalah peraturan yang digodok pemerintah sejak tahun 2015, di mana vendor global harus menenuhi TKDN atau persentase komponen buatan Indonesia yang dipakai dalam sebuah produk, dalam hal ini adalah smartphone berbasis jaringan 4G LTE.

Pada kesempatan tersebut, Apple juga melaporkan bahwa produk iPhone 7 dan 7 Plus akan dirilis di Indonesia pada Jumat (30/3). “Kami meyakini masuknya produk Apple di Indonesia akan memacu tingkat komponen lokal dan jumlah pengembang aplikasi di dalam negeri,” tutur Airlangga.

Dengan jumlah penduduk terbanyak di ASEAN, Indonesia menjadi pasar terbesar bagi perusahan ponseldunia. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, jumlah pelanggan telekomunikasi seluler di Indonesiameningkat sebesar empat kali lipat, dari 63 juta menjadi 211 juta pelanggan. Bahkan, diperkirakanjumlah telepon selular yang beredar di Indonesia pada saat ini sebanyak 300 juta unit atau melebihi penduduk Indonesia sendiri yang berjumlah sekitar 250 juta jiwa.

Saat ini telah berdiri sebanyak 17 manufaktur dalam negeri yang mampu merakit produk telepon seluler, komputer genggam (handheld) dan komputer tablet, antara lain PT Satnusa Persada, PT Aries Indo Global, PT Bangga Teknologi Indonesia, PT Haier Electrical Appliances, PT Selalu Bahagia Bersama, dan PT Hartono Istana Teknologi.

Selanjutnya, PT Samsung Electronic Indonesia, PT Panggung Electric Citrabuana, PT Sinar Bintang Nusantara, PT Sentras Solusi Teknologi, PT Maju Express Indonesia, PT Tridharma Kencana, PT Axioo Indonesia, PT Adireksa Mandiri, PT Adi Pratama Indonesia, PT VS Technology dan PT Vivo Mobile Indonesia.

Sumber: kemenperin.go.id
Editor: Gokli