Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Waspadai Penipuan Dari Nomor Tak Dikenal, Begini Modusnya..
Oleh : Romi Chandra
Jum'at | 24-03-2017 | 11:54 WIB
Bukti-pulsa1.jpg Honda-Batam

Bukti transferan dan pembelian pulsa serta cacatan yang diarahkan pelaku agar disebutkan korban pada korban. (Foto: Romi Chandra)

BATAMTODAY.COM, Batam - Warga Batam sebauknya lebih waspada apabila mendapat telepon dari nomor yang tak dikenal. Pasalnya, seorang pria berinisial C (28), menjadi korban penipuan dengan modus penelfon mengaku kenal dekat dengannya, Kamis (23/3/2017) malam.

 

Ditemui di kediamannya kawasan Sungai Panas, Ia menceritakan kejadian yang berawal saat ia berada di kantornya dekat kawasan Ocarina, Batam Center, sekitar pukul 20.00 WIB. Tiba-tiba, ponsel miliknya berbunyi karena dihubungi nomor yang tidak dikenal.

Saat diangkat, orang yang menghubungi itu mengaku kenalan dekatnya sejak kecil bernama Syukri. Korban merasa percaya dikarenakan suara dan cara bicara sama persis serta juga menggunakan bahasa daerah korban.

"Saya kenal dekat dengan Syukri ini. Sepengatahuan saya, dia juga berada di Batam, karena tiga bulan lalu jumpa di Batam," ungkapnya, Jumat (24/3/2017).

Dalam percakapan tersebut, ia mengaku menemukan sebuah tas berisi uang dan perhiasan senilai Rp50 juta, dan meminta korban mengaku sebagai pemilik barang. Kemudian pelaku menyebutkan apa saja isi dalam tas tersebut agar nantinya disebutkan pada sekuriti yang menjaga SPBU.

"Karena suara dan cara bicaranya sama persis, saya nurut apa yang dia katakan, karena merasa dia adalah kawan dekat saya. Kemudian saya bicara dengan orang yang mengaku sekuriti SPBU melalui telfon dari Syukri dan menyebutkan apa saja isi dalam tas tersebut," lanjutnya.

Kemudian pelaku menanyakan pada korban apa tanda terima kasih untu sekuriti tersebut karena telah dibantu mencari barang berharga milik korban.

"Saya bilang, kasih saja uang yang disana ke sekuriti itu. Tapi sekuriti itu bilang jangan uang yang disini, kirimkan saja pulsa. Mulai dari sini saya menurut saja apa yang mereka katakan. Posisinya saya juga lagi sendiri dan tidak ada yang menegur saya. Saya ingat semua kejadian itu. Apakah ini yang namanya hipnotis, saya juga tidak tahu," tambahnya.

Diterangkan korban, ia mulai mengisikan pulsa mulai untuk satu nomor saja. Kemudian sekuriti itu meminta agar mengisikan rekannya yang juga ikit bersamanya, dan dilanjutkan mengisikan pulsa pimpinannya agar urusan cepat selesai.

Tipu muslihatnya terus lanjut. Masih melalui telfon, korban diajak bicara dengan seorang yang mengaku sebagai penanggungjawab di SPBU tersebut. Si penanggungjawab ini juga meminta transferkan uang sebanyak Rp juta. Namun korban mengatakan tidak punya uang sebanyak itu, sehingga akhirnya disetujui nominal Rp1,5 juta.

"Saya mengisikan pulsa untuk lima nomor. Tiga nomor dengan nominal Rp500 ribu, satu nomor Rp300 ribu dan satunya lagi pulsa Rp1 juta. Saya mengisikan pulsa di Alfamart dan Indomaret. Orang disana sempat curiga, tapi tetap mengisikannya, tanpa bertanya sama saya," akunya.

Sementara untuk nominal uang, korban mentranfer melalui ATM di salah satu SPBU Batam Center. "Total yang sudsh saya keluarkan sekitar Rp5,4 juta, karena saya juga isikan pulsa untuk si penelfon 100 ribu," tambahnya lagi.

Korban baru menyadari apa yang ia lakukan, setelah menghubungi abangnya yang berada di Cilegon, dan meminta mengirimkan uang. "Kakak saya bilang ATM dari rumahnya jauh, dan tidak bisa malam itu langsung. Kemudian kakak saya bertanya apakah saya sudah menunaikan ibadah shalat isya? Setelah itu saya baru sadar dengan apa yang saya lakukan," ujar korban.

Begitu sadar, korban mencoba menghubungi kenalannya yang bisa melakukan pelacakan lokasi untuk membantu mengecek lokasi nomor yang menghubunginya, serta nomor-nomor hp yang ia isikan pulsanya.

"Semua nomor itu berada di luar daerah Batam. Mereka semua berada di Sumatera Utara, tepatnya di Tebing Tinggi. Begitu dapat kepastian ini, baru saya benar-benar sadar kalau sudah ditipu melalui sambungan telepon. Saat saya dihubungi tersebut, pelaku ini meminta agar saya tidak memutus sambungan, sehingga bisa memastikanm apakah ini modeusnya agar saya tetap terpengaruh atau bagaimana, saya juga tidak tahu," sesalnya.

Ia juga mengaku tidak membuat laporan pada polisi, karena pelaku tidak berada di Batam. "Saya mau memunculkan di media, semoga bisa menjadi pelajaran untuk masyarakst lainnya, agar hati-hati jika ada nomor yang tidak dikenal menghubungi. Mungkin saya salah satu korban dari sekian banyak korban lainnya," imbaunya.

Editor: Yudha