Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Diunggah Tanpa Izin, 20 Marinir Perempuan AS Laporkan Kasus Foto Bugil Mereka
Oleh : Redaksi
Sabtu | 18-03-2017 | 17:02 WIB
marinir-AS.gif Honda-Batam

Mantan anggota Korps Marinir AS, Erika Butner (kanan) didampingi pengacaranya, melaporkan kasus foto telanjang dirinya telah diunggah ke situs media sosial Facebook tanpa izin.(Sumber foto: Associated Press)

BATAMTODAY.COM, Washington - Sebanyak 20 perempuan anggota Korps Marinir Amerika Serikat melaporkan bahwa foto-foto telanjang mereka telah dipasang di akun Facebook tanpa izin mereka.

Foto-foto bugil mereka diunggah ke Facebook oleh anggota Korps Marinis AS lainnya, baik yang masih aktif maupun mantan atau pensiunan, dan umumnya pria.  

Curtis Evans, Kepala Divisi Penyelidikan Kriminal Angkatan Laut (NCIS) menyampaikan hal itu kepada wartawan, Jumat (17/3/2017), seperti dilaporkan Associated Press.

Evans menambahkan, jumlah pelapor mungkin bisa meningkat dua kali dari sebelumnya, yang hanya 10 pelapor.

Para perempuan pensiunan atau mantan marinir dan yang masih aktif mengatakan, foto-foto mereka dan beberapa rekannya telah dibagikan ke media sosial tanpa persetujuan mereka.

Korps Marinir AS belakangan ini diguncang oleh skandal yang melibatkan kelompok yang bernama “Marines United”, pengunggah foto-foto bugil para perempuan anggota marinir tersebut.

Pemasangan foto-foto bugil tersebut juga disertai dengan beragam komentar yang tak senono, merendahkan, dan antiperempuan.

NCIS telah memulai penyelidikan tentang hal itu, dan sejumlah anggota DPR senior telah mengutuk pelecehan terhadap perempuan itu.

Evans mengatakan pada wartawan, ia memperkirakan jumlah perempuan yang mengadu kepada polisi militer akan terus bertambah.

NCIS akan memperluas penyelidikan dengan memeriksa kelompok-kelompok dan situs-situs internet yang melakukan hal itu selain “Marines United”.

Para pejabat mengatakan bahwa awal pekan ini setidaknya 17 situs baru yang sedang diperiksa dan bahwa sebanyak 30.000 gambar tersebar dalam katalog situs tersebut. Namun, banyak juga gambar duplikat.

Mayoritas foto, kata para pejabat, adalah foto narsis atau swafoto. Tidak tampak bahwa foto itu diambil secara diam-diam oleh orang lain.

Sumber: AP
Editor: Udin