Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ini Dampak Buruk Jika Malas Ganti Oli Mesin Motor
Oleh : Redaksi
Sabtu | 18-03-2017 | 12:26 WIB
mengganti-oli-mesin1.gif Honda-Batam

Ilustrasi mengganti oli mesin. (Foto: Otosia.com)

BATAMTODAY.COM, Denpasar - Oli atau minyak pelumas memiliki peran vital terhadap kinerja mesin sepeda motor. Salah satu fungsi utamanya adalah menjaga piston agar tidak cepat aus. Piston pada sebuah mesin sepeda motor bisa diibaratkan sebagai jantung, sedangkan oli adalah darahnya.

 

Piston memiliki beban kerja yang berat, terutama pada putaran tinggi. Piston bergerak naik turun sedemikian cepat di dalam silinder. Oli berperan sebagai pelindung sekaligus mengisi celah antara piston dengan silinder. Bila piston bermasalah dan motor dipaksa berjalan, akibatnya bisa sangat fatal.

"Kemungkinan besar permukaan silinder tergores dan kalau sudah parah, mesin akan macet," kata Sunaryo, pemilik bengkel Sumber Jaya Motor, Sanur, Denpasar, Bali, Rabu, 15 Maret 2017.

Kalau mesin sudah macet dan jeroan rusak, kata dia, biaya perbaikan di bengkel akan sangat mahal. Apalagi kalau harus mengganti piston atau silinder yang rusak. "Untuk skuter matik, seperti Honda BeAT atau Yamaha Mio, biaya perbaikan mesin bisa (mencapai) Rp 1,3-1,5 juta," ujarnya.

Menurut Sunaryo, biaya mahal yang harus dibayar pemilik sepeda motor ini tentu dapat dihindari jika oli mesin diganti tepat waktu. Harga oli pun tidaklah mahal, sekitar Rp 35 ribu hingga Rp 40 ribu per liter.

Dari beberapa kasus yang ia tangani, anak-anak sekolah malas mengganti oli sepeda motor. Padahal mereka diberi uang oleh orang tuanya untuk mengganti oli. "Uangnya dipakai untuk jajan. Mesin motornya jadi macet dan rusak," kata dia.

Lalu, kapan sebaiknya oli sepeda motor diganti? Sunaryo menyarankan penggantian oli sebaiknya tetap mengikuti petunjuk buku manual. Termasuk jenis oli (kekentalan) yang digunakan. Umumnya, 1.500 kilometer hingga 4.000 kilometer, tergantung jenis sepeda motor.

Editor: Yudha