Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Tulang Leher Bagian Belakang Korban Patah

Ini Dugaan Alat yang Digunakan Pelaku Habisi Nyawa Umi Kalsum
Oleh : Romi Chandra
Jum'at | 24-02-2017 | 14:02 WIB
pacarumi.jpg Honda-Batam

Pacar Umi yang berhasil ditangkap polisi di Kundur Kabupaten Karimun. (Foto: Romi Candra)

BATAMTODAY.COM, Batam - Motif pembunuhan terhadap Umi Kalsum (26), wanita yang mayatnya ditemukan tergantung di Hutan Baloi Kolam, Sabtu (18/2/2017) lalu, hingga kini belum terungkap. Hanya saja, Polisi menduga, leher korban diikat menggunakan tali tas lalu digantung.

Kapolresta Barelang, Komisaris Besar Helmy Santika mengatakan, pihaknya menduga pelaku membunuh korban dengan cara menjerat lehernya menggunakan tali tas yang ditemukan di sekitar mayat Umi. Tali tas yang berisikan pakaian laki-laki tersebut saat ditemukan sudah putus, menambah kuat dugaan digunakan sebagai alat menjerat leher korban.

"Dari hasil autopsi, ditemukan bekas jeratan di leher korban, yang sama dengan bentuk tali tas tersebut. Diduga pelaku menggunakan tali tas tersebut. Kita juga menemukan adanya tanda kekerasan, yang mengkibatkan tulang leher bagian belakang korban patah," ungkap Helmy, Jumat (24/2/2017).

Dilanjutkan, pada lengan kiri dan kanan korban juga terdapat luka lebam. Namun pihaknya tidak bisa memastikan waktu korban meninggal karena otopsi baru bisa dilakukan dua hari setelah jenazahnya ditemukan.

"Yang jelas, lambung korban itu kosong, dianusnya juga tidak ada cairan apa-apa. Itu artinya, dua jam sebelum kematian korban, dia sudah tidak makan. Korban dibunuh dulu baru digantung," jelasnya.

Belum diketahui apa motif dari pembunuhan tersebut, dikarenakan terduga pelaku, D, pacar korban, yang dibekuk polisi di Tanjungbatu Kundur, Karimun, Selasa (21/2/2017), hingga kini masih bungkam dan tidak mau mengakui perbuatannya.

Namun, bukti-bukti yang mengarah kepadanya, tidak dapat dielakkan, sehingga ia dijerat sebagai terduga pelaku. "Semua bukti yang kita temukan mengarah padanya, meski D sampai sekarang masih bungkam," lanjut Helmy.

Editor: Yudha