Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Mungkinkan Gadis Lugu Aisyah Jadi Pelaku Pembunuhan yang Mengegerkan Dunia?
Oleh : Redaksi
Minggu | 19-02-2017 | 08:30 WIB
Siti Aisyah.jpg Honda-Batam

Siti Aisyah

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Berita pembunuhan kakak pemimpin Korea Utara -salah satu negeri paling menyita perhatian karena ketertutupannya- begitu menghebohkan karena ternyata melibatkan seorang perempuan Indonesia, Siti Aisyah -sebagai tersangka pembunuhnya pula.

Lebih-lebih di lingkungan Siti Aisyah sendiri -di kampung asalnya di Serang, Banten, dan di kawasan Tambora, Jakarta -alamat bekas mertuanya yang masih menjadi alamat resminya.

Rahmat Yusri Ketua Rukun Tetangga (RT) di alamat KTP dan paspor Aisyah, mengungkapkan, berita penangkapan AIsyah bagai petir di siang bolong bagi sebagian besar warga RT yang dipimpinnya."Kita semua kaget," kata Rahmat.

"Aisyah itu lugu, sederhana. Dan hanya lulusan SD -kan keluarganya juga hanya petani saja. Dia itu pendiam, penampilannya juga biasa. Jadi warga di sini juga kaget, dia dituduh membunuh begitu. Tak ada yang bisa percaya Aisyah berbuat itu," ungkap Rahmat kepada Mehulika Sitepu dari BBC Indonesia.

Rahmat mengingat-ingat, perempuan berusia 25 tahun itu mulai datang ke sekitar tahun 2007. "Asalnya dia bekerja di rumah Bapak Liangkion, sebagai pekerja dalam," kata Rahmat, menggunakan istilah pekerja dalam untuk menghaluskan istilah pekerja rumah tangga.

"Dia pendiam dan tertutup. Tidak banyak bergaul di luar. Paling keluar kalau ada keperluan. Saya juga sebagai ketua RT jarang melihat Aisyah," tambahnya.

Tak dinyana, Gunawan Hasyim, alias Ajun, anak majikannya jatuh cinta kepadanya. Mereka pun menikah tahun 2008. Pernikahan itu menghasilkan seorang anak, namun jodoh mereka tak berumur panjang. Tahun 2012, Aisyah dan Gunawan bercerai.

"Itulah terakhir saya ketemu Siti Aisyah, pas mau tanda tangan surat cerai, itupun sepintas karena dia mau pulang dengan ibunya."

Sebelum itu, tahun 2010 Aisyah menyertai suaminya, berangkat ke Malaysia untuk bekerja. "Dia kembali, tahun 2011, itu ada perubahan. Dari pakaiannya, badannya, pokoknya drastis. Dia, yah lebih cantik, bersih. Dia berangkat lagi setelah itu sebentar. Kemudian cerai tahun 2012."

Gadis desa yang lugu
Paparan sang Ketua RT, diamini seorang warganya Emma Suela. "Iya, kaget sekali, lah," katanya. "Kalau yang asli Aisyah, tidak mungkin (melakukan itu)."

Emma Suela menggambarkan Aisyah sebagai "gadis desa" yang rajin."Pokoknya dia gadis desa, lugu, ke Jakarta hanya ingin cari pekerjaan," kata Emma dalam percakapan dengan wartawan BBC Indonesia, Mehuika Sitepu.
"Mungkin itu bikin tertarik anak bossnya. Lalu dinikahin anak bossnya itu, Ajun." tambahnya.

Emma juga mengukuhkan, bahwa Aisyah cenderung pendiam. Disebutkannya, ia sering bertemu, tapi hanya saling bersapa pendek. "Kalau ngobrol panjang lebar, tidak, tapi kalau ke pasar, misalnya saling menyapa."

Emma tak tahu, mengapa kemudian Aisyah dan Ajun, panggilan suaminya bercerai. Kini Emma, Rahmat Yusri, dan warga di lingkungan Aisyah pernah tinggal di Tambora itu, mengikuti perkembangan pemberitaan dari waktu ke waktu. Bertanya-tanya, apa yang sebenarnya terjadi. Bagaimana bisa seorang "gadis desa" asal Serang, yang hanya sempat mengenyam sekolah dasar, terlibat dalam pembunuhan tingkat tinggi yang menggegerkans seluruh jagat.

Sementara itu, Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, dalam pengakuan kepada polisi Malaysia Siti mengatakan bahwa ia memang dibayar untuk melakukan hal itu, namun ia bersedia saat itu karena mengira hal itu merupakan acara lucu-lucuan untuk televisi.

Disebutkan, sebelumnya Siti dan perempuan Vietnam itu sudah pernah melakukan hal serupa untuk acara lucu-lucuan televisi, dan mereka mendapatkan imbalan "beberapa dolar".

Dalam aksi prank atau menipu orang sekadar untuk lucu-lucuan itu, kata Tito, "satu perempuan nutup mata (orang yang disasar) yang satunya lagi menyemprotkan sesuatu," kata Tito kepada wartawan yang mengerumuninya di Kampus Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Jumat (17/2/2017).

Itu sudah dilakukan beberapa kali oleh Siti Aisyah dan perempuan Vietnam itu, kata Tito. "Terakhir, (sasarannya adalah) Kim Jong-Nam. Di semprotannya kali ini ternyata ada bahan berbahaya," sebut Tito.

Namun Siti Aisyah ia tidak menyadari apa yang terjadi. "Dia tidak menyadari bahwa itu merupakan upaya pembunuhan oleh pihak yang diduga sebagai agen asing," kata Tito.

Sumber: BBC Indonesia
Editor: Surya