Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Akibat Pemanasan Global, Lautan Kehilangan 2 Persen Oksigen
Oleh : Redaksi
Jum'at | 17-02-2017 | 13:14 WIB
Pemanasan-Global1.gif Honda-Batam

Ilustrasi.

BATAMTODAY.COM, Batam - Lautan dunia telah kehilangan lebih dari 2 persen oksigen sejak 1960, dengan konsekuensi yang berpotensi merugikan tumbuhan dan hewan laut. Demikian diungkapkan para ilmuwan kelautan pada Rabu (15/2/2017).

 

Dalam lima setengah dekade, bagian-bagian lautan tanpa oksigen, yang disebut perairan anoksik, meningkat empat kali lipat menurut hasil studi yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Nature. Menurut penelitian tersebut, produksi serta aliran dinitrogen oksida dan gas rumah kaca kuat, "mungkin akan meningkat."

Lautan yang mencakup hampir tiga perempat permukaan bumi menyediakan sekitar setengah dari oksigen yang kita hirup dan memberikan pasokan oksigen kepada miliaran orang setiap tahun.

Dalam sebuah komentar mengenai studi yang terbit dalam Nature itu, ilmuwan periset Denis Gilbert dari Fisheries and Oceans Canada menuliskan bahwa "penurunan 2 persen kadar oksigen laut mungkin terdengar sepele." Namun, dia memperingatkan, "Implikasinya bagi ekosistem laut bisa sangat buruk di bagian-bagian lautan tempat kadar oksigen sudah rendah."

Laporan itu menemukan bahwa penurunan terbesar terjadi di dekat daerah tempat oksigen sudah rendah yang disebut "zona mati", tempat tingkat oksigen turun 4 persen setiap dekade. Sebagian besar oksigen hilang di Khatulistiwa dan Samudra Pasifik Utara, Samudra Selatan, dan Samudra Atlantik Selatan.

"Data oksigen di Kutub Utara, Khatulistiwa, dan Pasifik Utara… serta Samudra Selatan menunjukkan penurunan berlanjut dan bertanggung jawab atas 60 persen hilangnya oksigen laut global," demikian menurut laporan penelitian.

Para penulis studi menyatakan mereka perlu melakukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan berapa banyak oksigen yang hilang akibat pemanasan global dan berapa banyak yang berkaitan dengan siklus iklim alam. Studi juga mengulangi peringatan lama bahwa kehilangan oksigen akan meningkat dengan perkiraan penurunan 1-7 persen pada 2100.

Temuan itu "seharusnya membunyikan lebih keras lonceng peringatan tentang konsekuensi pemanasan global," kata Gilbert.

Sumber: Tempo.co
Editor: Yudha