Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Emas yang megah membirukan mata hati wanita di Aceh.

Ganteng Saja Tak Cukup untuk Dapatkan Jodoh di Aceh
Oleh : Redaksi
Minggu | 05-02-2017 | 11:15 WIB
adat aceh.jpg Honda-Batam

Ilustrasisi pernikahan Adat Aceh (Istimewa)

BATAMTODAY.COM - Emas adalah mahar wajib di Aceh. Tanpa emas sama saja tanpa pernikahan (ijab kabul). Pada perjalanan panjang sebuah percintaan, mahar yang diberikan beragam, tergantung dari derajat seseorang.

Pengaruh keluarga maupun pendidikan begitu kental, sehingga dalam menimang gadis mau tidak mau harus menyiapkan mental teramat kuat. Namun, jangan pernah meremehkan pria Aceh, karena jika telah tertambat hatinya, berapapun besar mahar yang telah ditentukan akan disanggupinya.

“Kamu sudah simpan emas berapa mayam?”

Pertanyaan ini semakin wajar di usia 30 tahun. Sepak terjang seorang pria mapan bukan lagi dilihat dari fisik yang ganteng namun berapa besar jumlah emas yang disimpan. Emas adalah mahar wajib di Aceh. Tanpa emas sama saja tanpa pernikahan (ijab kabul). Pada perjalanan panjang sebuah percintaan, mahar yang diberikan beragam, tergantung dari derajat seseorang. Pengaruh keluarga maupun pendidikan begitu kentara sehingga dalam menimang gadis mau tidak mau harus menyiapkan mental teramat kuat. Namun jangan pernah meremehkan pria Aceh karena jika telah tertambat hatinya, berapapun besar mahar yang telah ditentukan akan disanggupinya.

Mahar dalam bentuk emas adalah idaman karena emas adalah perhiasan termahal sejauh ini. Logam mulia ini dijual dengan harga mahal dan harganya cenderung meningkat dari waktu ke waktu. Jika boleh mengalkulasikan, 1 mayam emas (3,33 gram) secara kasar berada di kisaran Rp.1.500.000. Jenis emas juga memengaruhi harga sehingga ada yang emas 88 karat dan juga emas murni (99 karat). Dalam lamara sebuah pernikahan, kisaran emas itu rata-rata berada di atas 10 mayam. Hitung-hitungan untuk ini 10 x 1.500.000 = 15.000.000 untuk sebuah cinta. Harga ini belum mati jika berkaitan dengan isi kamar, uang hangus dan lain-lain. Keringanan yang terjadi adalah bisa ‘menyicil’ mahar ini sejak lamaran sampai hari akad nikah. Bahkan, ada pula yang mengutang (tidak lunas) mahar sampai menikah.

Pria idaman adalah mereka yang sanggup melunasi mahar yang telah ditentukan oleh pihak keluarga wanita. Mahar ini juga sangat menentukan kepercayaan seorang wanita kepada pria, demikian juga sebaliknya. Kemelut yang terjadi tidak serta merta menjadikan pernikahan batal atau gagal dilaksanakan. Pria Aceh akan mencari cara agar mendapatkan mahar emas untuk meminang kekasih hati. Proses pemberian mahar yang tidak sekalipun membuat pria Aceh bisa berlapang dada. Dalam waktu yang cukup sebelum sampai ke hari pernikahan, mereka masih dapat mengais emas di tempat halal agar menikahi gadis idaman dengan segera.

Gantengnya seorang pria Aceh adalah saat mampu melunasi mahar emas kepada pujaan hatinya. Ganteng saja tidak cukup untuk mendapatkan jodoh di Aceh sebelum menyimpan emas sesuai ukuran mahar yang telah ditentukan keluarga calon mempelai wanita.

“Bagaimana jika saya tidak sanggup?”

Maka, pernikahan itu tidak akan pernah terjadi. Patokan mahar emas telah terjadi selama turun-temurun sehingga anak muda Aceh dengan wajar mencari rejeki agar dapat membeli emas. Kisah yang dianggap galau sebenarnya tidak pernah terjadi karena kemampuan seseorang dalam melamar gadis idaman dengan mahar emas selalu saja ada. Bahkan, jika kembali ke dasar jodoh di tangan Tuhan atau semua orang pasti ada jodohnya, pertemuan dengan jodoh itu terkuak sudah. Pria yang berani ‘melempar’ emas ke pelukan gadis idaman ia adalah sosok terganteng yang pernah ada di Aceh. Pria yang belum berani ke arah sana menenuai ganjaran dari berbagai definisi yang tak lantas dapat dijabarkan begitu saja. Orang-orang boleh saja beranggapan bahwa pria yang belum melamar sebagai seorang pengecut, sebagai seorang yang takut akan datangnya rejeki, seorang yang belum layak dikatakan perkasa.

Ganteng saja tidak cukup untuk mendapatkan jodoh di Aceh. Bisa saja, setelah menulis ini saya akan dikejar oleh mereka yang memiliki wajah rupawan dan berani melamar dengan mahar besar. Ukuran ganteng seseorang hanya diketahui bagaimana sudut pandang orang tersebut menilai. Namun perkara “Dia ganteng,” mengacu kepada fisik yang tampak di luar.

“Saya ganteng tapi belum menemukan pasangan!”

Karena apa? Beragam faktor mengacu kepada seberapa siap si ganteng mencari pasangan hidup. Siapnya ia menerima kekurangan pasangan maka saat itu pula akan mendapatkan pasangan yang diidamkan. Pasangan yang menerima satu sama lain adalah mereka yang segera ke jenjang pernikahan. Namun pasangan yang saling menuntut kesempurnaan, walau telah diganjar dengan mahar puluhan mayam emas tetap saja tidak siap-siap.

Emas yang megah membirukan mata hati wanita di Aceh. Pria ganteng itu pun mencari cara untuk mendapatkan emas dan pujaan hati.

Sumber: Viva.co.id

Editor: Surya