Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Rencanakan Pertemuan Akbar di Pekanbaru

Haryono Terpanggil Persatukan Suku Laut di Dunia
Oleh : Nurjali
Selasa | 10-01-2017 | 17:16 WIB
suku-laut-haryono1.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Haryono Sri Bijawangsa

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinag - Masyarakat asli tempatan di Riau dan Riau Kepulauan (Kepri), atau yang biasa Suku Laut, dan suku asli dari berbagai negara dan tanah air akan menggelar silatueahmi dan pertemuan akbar di Pekanbaru, Riau, dalam waktu dekat ini.

Silaturahmi ini nantinya untuk membicarakan nasib orang laut ke depan dan perjuangan untuk bersatu. Salah satu penggagas kegiatan akbar itu, Haryono AS MPd, mengatakan, orang laut dari berbagai pelosok dunia sudah lama tidak bertemu, bahkan sudah ratusan tahun lamanya tidak berkumpul.

Dosen Universitas Riau (UNRI) ini mengatakan, orang laut berkumpul terakhir pada tahun 1717 saat Raja Kecik dari Siak menyerang Johor. Pertemuan tersebut dalam rangka untuk membantu perjuangan Raja Kecik untuk merebut haknya kembali sebagai pewaris Kerajaan Johor yang sah, karna anak dari Sultan Mahmud Syah II.

"Saya sebagai Suku Laut asli dan bergelar adat Panglima Raja Sri Bijawangsa merasa terpanggil untuk menyatukan orang laut. Kami ingin mengumpulkannya di Pekanbaru. Waktunya belum dapat dipastikan," kata Haryono, Senin (9/1/16).

Haryono mengatakan, pihaknya bertekad memanggil orang suku laut dari berbagai wilayah, seperti dari Malaysia, Thailand, dan berbagai wilayah di tanah air, seperti Sulawesi, Nusa Tenggara Timur, Kepri, dan Riau untuk berkumpul dan membentuk wadah gabungan orang laut internasional.

"Ada tiga hal isu utama yang nantinya dibahas. Yakni, memajukan pendidikan orang laut di seluruh dunia, meningkatkan kehidupan ekonomi, dan membangkitkan sejarah dan marwah orang laut yang telah lama tenggelam," ungkap Haryono.

Dia mengaku, sudah berkomunikasi dengan sejumlah orang yang peduli orang laut. Mereka akan diberi mandat untuk memanggil orang laut untuk berkumpul.

Sejumlah nama sudah diberi mandat untuk melakukan panggilan atau komunikasi dengan orang laut di wilayahnya, antara lain Muhammad Aminuddin bin Abdul Pakar (Sabah, Malaysia).

Kadirung SE (NTT), Md Jokhairi bin Johani (Malaysia), Qamal Hendro (Lingga), Densy Fluzianti (Lingga, Kepri), Padlianto Minggu (Sulawesi Tenggara), Dedi Arman (Kepri), dan Taufik Hidayat SKep (Indragiri Hilir).

Dijelaskan, masih banyak nama lainnya dari berbagai negara yang sudah terdata, tapi belum melengkapi data dan foto melalui email dan inbox di facebook sesuai ketentuan.

Upaya untuk menyatukan orang laut sedunia ini, katanya, bergerak tanpa batas waktu. Setiap yang terdaftar akan diberikan sertifikat dan KTA berupa surat kuasa menghimpun yang nantinya ditunjukan kepada tokoh orang laut di tempat mereka masing-masing.

"Mereka nantinya mendata dan berkoordinasi dengan tokoh orang laut di wilayahnya. Dalam waktu dekat kami juga bakal berkunjung ke Lingga. Melihat kondisi Suku Laut di sana sekaligus memberikan motivasi, kata Dosen Universitas Riau ini. (*)

Editor: Udin