Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Olga Lidya Kampanyekan Gerakan Tahan Jempol Perangi Hoax
Oleh : Redaksi
Senin | 09-01-2017 | 11:14 WIB
Olga1.jpg Honda-Batam

Perangi Hoax, Olga Lidya Kampanyekan Gerakan Tahan Jempol. (Foto: Tempo.co)

BATAMTODAY.COM, Batam - Aktris Olga Lidya hari ini hadir dalam acara Deklarasi Masyarakat Anti-Hoax untuk mengkampanyekan gerakan tahan jempol. Kampanye ini bertujuan mengajak masyarakat lebih cerdas dalam menyebarkan konten berita di media sosial.

 

"Hari ini kita yang sudah enek, bosen baca berita hoax berkumpul. Sebab, berita itu menyebar ke mana-mana. Berita hoax itu banyak yang enggak masuk akal, dan itu disebar oleh begitu banyak orang," kata Olga Lidya saat ditemui di kawasan Car Free Day di Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu, 8 Januari 2017.

Menurut Olga, kemunculan berita hoax seperti layaknya propaganda Jerman pada zaman Nazi. Apabila kebohongan itu terus-menerus disebarkan akan membuat orang yang awalnya tak percaya menjadi percaya, sekonyol apa pun berita hoax yang disebarkan.

"Karena itu, kita berkumpul di sini, dan kami menyatakan perang terhadap hoax. Kami enggak mau lagi. Banyak orang yang tertipu karena hoax. Kita harus menggerakkan gerakan tahan jempol," tutur Olga.

Untuk menghindari penyebaran berita hoax, Olga menyarankan masyarakat untuk tidak langsung membagikan berita yang ia peroleh dari media massa (share). Namun harus menelaahnya terlebih dulu, apakah gambar yang tersebar di Internet atau kabar yang diberitakan sesuai dengan kenyataan aslinya.

"Saat ini banyak aplikasi di ponsel pintar, diharapkan penggunanya sepintar handphone-nya. Jadi, kalau ada gambar bombastis, kita bisa cek di Google, web apa aja yang sudah ngeluarin," ucap Olga.

Jika si pembaca berita ragu, Olga menyarankan orang itu untuk menahan jempolnya. Sebab, bisa jadi berita yang di-share itu akan menimbulkan perdebatan di media massa. "Kalau ragu dan enggak sempat mengecek, mending enggak usah di-share-lah ya, isinya bikin panas, menghasut dan akan melukai orang, ngapain di-share."

Sumber: Tempo.co
Editor: Yudha