Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Tertuduh Curi Mobil, Wanita Ini Diikat dan Digigiti Semut hingga Tewas
Oleh : Redaksi
Jum'at | 06-01-2017 | 17:14 WIB
mati-digigit-semut.gif Honda-Batam

Dalam foto yang dimuat di akun Facebook sebuah stasiun radio di Caranavi, Bolivia ini terlihat korban diikat di pohon bersama salah seorang anaknya sementara warga menyaksikan peristiwa itu.(Sumber foto: Mirror)

BATAMTODAY.COM, La Paz - Malang benar nasib seorang perempuan paruh baya di Bolivia ini. Akibat dituduh mencuri mobil, warga mengikatnya di pohon agar digigit semut api hingga tewas.

Peristiwa tragis itu terjadi pada malam tahun baru di kota Caranavi sekitar 160 kilometer ke arah timur laut dari ibu kota La Paz.

Sebenarnya, perempuan berusia 52 tahun itu masih hidup saat diselamatkan polisi dan sempat dilarikan ke rumah sakit.

Namun, semut-semut api itu menggigit kerongkongan perempuan tersebut sehingga dia kesulitan bernapas dan akhirnya meninggal dunia.

Warga setempat menangkap perempuan itu setelah dia mencoba menolong putranya yang terlebih dulu diikat di pohon setelah dituduh mencuri.

Pemerintah setempat mengatakan, berdasarkan hasil penyelidikan sementara, korban dan kedua anaknya yang berusia 22 dan 28 tahun datang ke kota itu dari La Paz untuk menagih utang.

Namun, entah bagaimana niat menagih utang itu malah berujung tuduhan pencurian mobil. Tidak diperoleh juga informasi terkait nasib kedua anak perempuan itu.

"Awalnya investigasi ini dibuka terkait kasus percobaan pencurian mobil. Namun, arah investigasi berubah menjadi dugaan pembunuhan dan penganiayaan," kata Gunter Agudo, kepala kepolisian setempat.

Sejauh ini, polisi baru menangkap satu orang yang diduga menjadi provokator yang mendorong warga main hakim sendiri.

Salah seorang warga menggambarkan korban dan kedua anaknya sebagai kriminal yang datang ke kota itu untuk membuat onar.

Warga juga mengatakan ketiga orang itu juga mempersulit warga miskin yang bekerja keras agar bisa membeli mobilnya sendiri.

Namun, Robertmar Aramayo, yang mengaku sebagai keponakan korban, lewat akun Facebook sebuah radio lokal mengecam perbuatan warga Caranavi.

"Keluarga kami sangat kehilangan bibi tercinta. Saya harap pengadilan bisa menjelaskan apa yang terjadi karena mereka membuat sepupu saya kehilangan ibunya," ujar Aramayo.

Sumber: Mirror
Editor: Udin