Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kelompok Bersenjata Serbu Penjara Filipina, Ratusan Napi Kabur
Oleh : Redaksi
Rabu | 04-01-2017 | 17:02 WIB
tahananfilipinabyap.jpg Honda-Batam

Sejumlah tahanan yang tidak melarikan diri dari Penjara Distrik Kotabato Utara di Kota Kidapawan, Filipina. (Foto: AP)

 

BATAMTODAY.COM, Manila - Serangan kelompok bersenjata terhadap sebuah penjara di Filipina selatan, telah menyebabkan lebih dari 150 narapidana meloloskan diri.

 

Aksi puluhan pria bersenjata itu terjadi selama dua jam di Penjara Distrik Kobato Utara dekat Kota Kidapawan, Pulau Mindanao. Sebanyak seorang penjaga penjara tewas dan seorang narapidana luka-luka.

Meski serangan tersebut mendapat perlawanan para sipir, sejumlah narapidana memanfaatkan kelengahan petugas dan menuju bagian belakang penjara. Di sana mereka memanjat tembok dengan menggunakan tumpukan ranjang, sebagaimana dilaporkan GMA News.

"(Para narapidana) mengambil kesempatan karena sengitnya tembakan. Mereka memakai alas tidur dan menumpuknya untuk melarikan diri," kara Peter Bonggat, sipir penjara, kepada kantor berita AFP.

Bonggat meyakini bahwa serangan itu disengaja untuk membebaskan pemberontak muslim yang berada di penjara. Adapun pelaku serangan diduga terkait dengan kelompok separatis muslim.

Setelah insiden itu, militer dan kepolisian Filipina mengejar para narapidana yang kabur dan telah menangkap sebanyak sembilan orang.

Peristiwa kaburnya narapidana dari penjara bukanlah yang pertama di Distrik Kotabato Utara. Menurut surat kabar Philippine Star, kejadian terkini adalah yang ketiga dan dan terbesar selam 10 tahun terakhir.

Pada 2007, lebih dari 40 napi kabur ketika tiga pembuat bom dibebaskan oleh sejumlah milisi. Lalu, empat tahun kemudian sekelompok pembuat bom juga kabur.

Pada Agustus 2016, sejumlah milisi muslim pendukung ISIS membebaskan 23 tahanan dari sebuah penjara d Marawi, sebuah kota di Mindanao.

Kelompok milisi, seperti Front Pembebasan Islam Moro (MILF) dan Abu Sayyaf telah melancarkan serangan teror sekaligus menculik warga asing demi tebusan di Filipina selatan selama beberapa dekade terakhir.

Sumber: BBC Indonesia
Editor: Dardani