Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Perjalanan Sukses Jonathan Rachman, Desainer Interior Indonesia di San Francisco
Oleh : Redaksi
Jum'at | 23-12-2016 | 12:14 WIB
Jonathan-Rahman1.jpg Honda-Batam

Jonathan Rachman, Desainer Interior Indonesia di San Francisco. (Foto: VOA Indonesia)

BATAMTODAY.COM, Batam — "The Sisters Collection" adalah salah satu koleksi tekstil hasil rancangannya. Rancangannya "Priati" yang merupakan bagian dari "The Sisters Collection" terinspirasi dari motif Jawa dan Bali. "Saya memilih menggunakan nama kakak saya, Priati, untuk motif ini," ujar Jonathan.

 

Koleksi ini dipamerkan di galerinya "J. RACHMAN", yang juga menawarkan jasa interior desain.

"Galeri ini adalah buah cinta saya terhadap desain. Saya ingin menjadi duta bagi keluarga dan negara saya di San Francisco dan di Amerika, dan itu kenapa saya pilih nama terakhir saya, Rachman, yang artinya rahmat," jelasnya.

Lahir dan besar di Indonesia, Jonathan sempat menuntut ilmu dan hidup di Swiss serta Paris, sebelum akhirnya hijrah ke Amerika. Ia sempat bekerja di berbagai perusahaan, namun mengaku tak pernah bahagia dengan pekerjaannya. Tahun 2002 ia pindah ke San Francisco dan membuka toko bunga.

"Waktu saya buka toko bunga ini, saya tidak punya pengalaman. Saya bangun jam 2 atau 3 di pagi hari, kerja enam sampai tujuh hari setiap minggunya dan baru sampai rumah sekitar jam 6 atau 7 malam. Memang berat, tapi saya merasa sangat senang punya bisnis sendiri," ujarnya.

Rangkaian bunganya kemudian mulai dilirik nama-nama besar yang diikuti dengan permintaan mendesain acara khusus, serta merancang interior ruangan.

Sebagai desainer, Jonathan kerap mengangkat kisah di balik sebuah obyek sebagai bagian dari teman desainnya.

Kesuksesan Jonathan Rachman menjadi salah satu desainer interior terkemuka di San Francisco memang tak lepas dari sikap kerja yang dimilikinya.

Salah satu desainer senior di galerinya, Amy Kelly, mengakui bahwa Jonathan sangat mencurahkan perhatiannya pada apapun yang ia kerjakan. "Jonathan juga tidak basa-basi, mudah diajak bekerja sama, karena memang jelas apa yang ia inginkan," tambahnya.

"Kita harus punya passion dalam mengerjakan sesuatu. Selain itu kita juga harus punya compassion, dan pengetahuan," katanya tentang kunci kesuksesannya.

Sumber: VOA Indonesia
Editor: Yudha