Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Menpora Tuding Oknumnya "Main" Tiket Semifinal, PSSI Geram
Oleh : Redaksi
Sabtu | 03-12-2016 | 09:26 WIB
Timnas-Indonesia-vs-Vietnam.jpg Honda-Batam

Ilustrasi pertemuan Timnas dengan Vietnam. (Foto: Ist)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Pihak PSSI geram atas tudingan Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, bahwa ada oknum orang dalam yang melakukan penjualan di belakang prosedur resmi penjualan tiket semifinal Piala AFF 2016 antara Indonesia melawan Vietnam di Stadion Pakansari, Sabtu (3/12). Sekjen PSSI Ade Wellington menilai tudingan tersebut salah alamat.

Menpora sebelumnya mengatakan dari dulu selalu ada oknum PSSI yang “main belakang” yang membuat distribusi penjualan tiket tak pernah beres.

Ade pun kembali menegaskan bahwa urusan hak pembuatan hingga pendistribusian tiket bukan lagi menjadi wewenang penyelenggara lokal, dalam hal ini PSSI.

"Sudah dua kali saya sampaikan, dan ini yang ketiga kali, bahwa AFF menunjuk TTM (Thai Ticket Major) dan mereka menunjuk Kiostix (sebagai pihak yang berhak menjual tiket). PSSI tidak dalam posisi pendistribusian tiket," ujar Ade kepada media pada konferensi di Stadion Pakansari, Jumat (2/12) malam.

Artinya, bukan PSSI pula yang menunjuk soal kewenangan tiket karena itu merupakan wewenang penuh AFF.

Ade pun langsung gusar dengan pernyataan resmi Menpora RI bahwa ada oknum di PSSI yang kasak-kusuk di belakang soal pendistribusian tiket. Dengan nada tinggi, ia meminta agar tudingan Menpora itu dibuktikan kebenarannya.

"Staf PSSI hanya ada 15 staf kesekjenan dan ada 15 dari staf lainnya. Tolong ditunjuk dari 30 ini oknumnya!" cetus Ade.

"Bagi masyarakat juga bila ada oknum staf PSSI yang “main belakang” terkait penjualan tiket, silakan laporkan ke kami."

Padahal, menurutnya PSSI berusaha berbenah diri dengan kepengurusan baru di bawah Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi. "Pesan dari Pak Ketua Umum PSSI, harus sesuai dengan misi PSSI hebat, bermartabat dan profesional," tegas Ade.

"Kami usahakan secara profesional, tidak akan ada praktik-praktik yang tak diinginkan."

Sumber: CNN Indonesia
Editor: Dardani