Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

PETI Marak di Lingga, Bupati Diminta Cari Regulasi
Oleh : Nur Jali
Rabu | 30-11-2016 | 14:39 WIB
Jon-Cosmos-(Ketua-Bidang-Lingkungan-Hidup-PP-Kab.-Lingga).gif Honda-Batam

Jon Cosmos (Ketua Bidang Lingkungan Hidup PP Kab. Lingga) (Foto: Nur Jali)

BATAMTODAY.COM, Dabosingkep - Bupati Lingga diminta segera lakukan tindakan tegas dengan aparat atau lembaga terkait, mengenai maraknya Penambangan Timah Tanpa Izin (PETI) yang jelas-jelas merugikan daerah dan negara yang saat ini marak di Dabosingkep, Kabupaten lingga.

Penambagan timah ilegal ini jelas-jelas merugikan negara dan daerah, hal ini juga dianggap hanya menguntungkan segelintir orang dan masyakarakat yang bekerja hanya menjadi perahan para penampung timah ilegal ini.

Jon Cosmos, Ketua Bidang Lingkungan Hidup Pemuda Pancasila Kabupaten Lingga saat diskusi bersama Ormas dan LSM beberapa waktu yang lalu mengungkapkan, pemerintah daerah harus melakukan tindakan tegas terhadap hal ini, karena jelas-jelas penampungan timah ilegal ini atau PETI, sangat merugikan daerah dan negara.

"Kita minta pemerintah daerah melakukan tindakan tegas, carikan regulasi yang tepat untuk masyarakat yang mencari penghasilan di hasil timah ini, agar tidak menjadi korban dari tengkulak penampung timah yang hanya menguntungkan diri sendiri," ujar Jon Cosmos kepada media, Rabu (30/11/16).

Selama ini, penampungan timah secara ilegal ini berlangsung sudah cukup lama, namun aparat hukum maupun pemerintah daerah hanya tutup mata mengenai masalah ini. Padahal kerugian daerah akan hal ini tidak sedikit, bahkan pemerintah pusat sendiri sudah melakukan penelitian terhadap masalah ini.

Dalam data kementerian ESDM, Di tahun 2008-2013, Indonesia kehilangan puluhan triliun dari hasil penjualan timah secara ilegal ini.

"Bukan rahasia umum, timah ini bagian dari mata pencaharian masyarakat Singkep, tapi buktinya mereka hanya cukup makan, yang kaya adalah para penampung timah ilegal ini," ujarnya.

Program Bupati Lingga yang saat ini sangat peduli dengan lingkungan harus didukung dengan kerja nyata agar para pelaku ilegal ini tidak merajalela mengatasnamakan masyarakat banyak, tapi kenyataannya hanya memperkaya diri sendiri dan kelompok tertentu.

"Saya punya data, dalam seminggu dari hasil timah ini bisa dapat, puluhan ton yang dijual melalui jalur ilegal, tapi buktinya Pemda hanya tutup mata," sebutnya.

Atas maraknya penambangan ilegal ini, untuk itu Ormas maupun LSM di Lingga menyarankan pemerintah untuk mendesak melakukan tata-kelola timah ini agar ekspor ilegal berkurang serta rakyat menjadi terlindungi.

Editor: Udin