Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Batang Pohon Pisang Pun Jadi Menu Santapan Lezat di Tana Toraja
Oleh : Redaksi
Rabu | 30-11-2016 | 13:50 WIB
batang-pisang.gif Honda-Batam

Pa Piong berbahan batang pohon pisang dikeluarkan dari batang pohon bambu setelah matang.(Sumber foto: Kompas.com)

BATAMTODAY.COM, Batam - Tahukah Anda, batang pohon pisang bisa "disulap" menjadi hidangan yang lezat? Ya di Tana Toraja, Sulawesi Selatan, bagian tanaman itu sudah lama dimanfaatkan penduduk untuk membuat Pa Piong, yaitu salah satu resep makanan tradisional.

Namun, tak sembarang batang pohon pisang yang bisa dipakai sebagai bahan makanan tersebut. Pa Piong dibuat hanya menggunakan batang dari tanaman pisang yang masih muda.

"Batang muda memberikan rasa dan aroma yang khas. Seratnya pun halus. Jadi, (bumbu) lebih mudah terserap sehingga nanti rasanya lebih enak," papar Margareth Rinti, seorang warga Desa Lea, Makele.

Margareth melanjutkan, batang pohon pisang itu kemudian diolah bersama daging ayam bakar setengah matang dan parutan kelapa. Ketiga bahan tersebut lalu dicampur bumbu racikan setempat.

"Bumbu terdiri dari bawang merah dan bawang putih yang ditumbuk halus, serta diberi garam secukupnya. Setelah itu, dicampur irisan jahe, serai, daun bawang, dan cabai," ujar Margareth.

Selidik punya selidik, tak cuma penggunaan batang pisang saja yang unik. Cara memasak Pa Piong pun unik.

Untuk memasaknya, daging ayam, kelapa, dan batang pohon pisang yang sudah tercampur bumbu dimasukkan ke dalam seruas bambu. Setelah bambu terisi penuh, ujungnya ditutup daun pisang.

"Bambu lalu dibakar di atas bara api sampai ujung bambu mengeluarkan air yang berarti tanda sudah matang " terang Margareth.

Variasi penyajian

Pa Piong biasa disajikan saat acara-acara besar di Tana Toraja. Selain menggunakan batang pohon pisang, menu itu juga memiliki beragam varian lainnya.

"Pa Piong yang satu lagi diolah bersama daun mayana. Cara buatnya sama dengan Pa Piong batang pisang, " kata Margareth.

Margareth menjelaskan, daging ayam pada Pa Piong bisa diganti daging babi. Penggunaan dua daging itu pun punya arti dan tujuan berbeda.

"Ayam di kami melambangkan sukacita. Jadi, Pa Piong daging ayam hanya di makan saat acara syukuran atau Rambu Tuku," papar Margareth.

Adapun daging babi, lanjut Margareth, dipakai saat acara Rambu Solo atau kematian. Untuk jenis ini, sajian lebih cocok dikombinasikan dengan daun mayana.

Soal rasa, makanan tersebut dominan terasa asin dan pedas di lidah. Ketika dikunyah, Pa Piong memberikan sensasi renyah dan gurih. Adapun daging di dalam racikan menu itu berasa begitu empuk ketika digigit.

Sumber: Kompastravel.com
Editor: Udin