Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Penderita Klep Jantung Bocor

Terbentur Biaya, Debi Gagal Dirujuk ke Batam
Oleh : Bayu (CR11)
Selasa | 29-11-2016 | 10:34 WIB
Penderita-jantung-Bocor1.jpg Honda-Batam

Debi (Tengah) bersama dengan Ibunya. (Foto: Bayu)

BATAMTODAY.COM, Daiklingga - Debi (20), penderita klep jantung bocor, yang tinggal di rumah kayu sederhana bersama orang tua dan adek-adeknya di Kampung Gelam, Kelurahan Daik, Kecamatan Lingga, terpaksa gagal dirujuk ke Batam karena terbentur biaya transportasi dan akomodasi. Ibu rumah tangga (IRT) satu anak berusia 7 bulan itu hanya memiliki kartu BPJS dan Kartu Indonesia Sehat (KIS).

Debi yang baru melahirkan bayi laki-laki Alif, 7 bulan, terlihat lesu. Wajahnya pucat. Bahkan bayi yang baru dilahirkannya tak lagi disusui akibat sakit yang dideritanya.

"Sebenarnya Debi masih bisa berjalan. Namun kondisinya lemas," ujar Juniati, orang tua Debi, Senin (28/11/2016).

Dituturkan Juniati, sakit yang diderita Debi diketahui awalnya ketika baru melahirkan. Setelah dibawa ke rumah habis melahirkan, badan Debi terlihat bengkak-bengkak dan tak bisa tidur.

Melihat kondisi yang aneh terjadi pada Debi, lanjut Juniati, dicoba cek rontgen. Dan akhirnya oleh dokter di RSUL Daik Debi dinyatakan mengalami klep jantung bocor.

"Besoknya langsung dirujuk ke Pinang. Awalnya diketahui bulan Juli kemarin. Pernah berobat di RSUL Daik lalu dirujuk ke RSU Provinsi di Pinang dan di Batam juga di RS Embung Fatimah," imbuh ibu dari Debi, Despa, Devia, Dehan, dan Derel serta mertua dari Syamsi yang berprofesi kerja serabutan di Daik Lingga.

Juniati yang berprofesi jualan kue ke warung-warung tersebut mengaku untuk pengobatan anaknya Debi, memiliki kartu BPJS dan Kartu Indonesia Sehat (KIS). Serta obat-obat dan ditanggung semua oleh rumah sakit.

Namun untuk kesehatan Debi, tutur Juniati, dokter jantung menyarankan dirujuk ke Batam dan Jakarta. Bahkan dokter jantung menyarankan lebih cepat lebih baik.

"Saran dokter hari ini (Senin) harus dirujuk ke Batam. Namun tak jadi karena tak ada biaya," ujar Juniati sambil menghapus air matanya yang menetes.

Istri Dolah, yang saat ini sedang bekerja serabutan di Batam itu juga mengatakan cucunya yang baru lahir saat ini tidak lagi menyusu sama ibunya (Debi). Karena tidak diperbolehkan dokter akibat sakit yang di derita Debi.

Meski surat-surat BPJS dan KIS sebagai pengantar, telah siap, namun dana dan biaya untuk transportasi ke Batam dan akomodasi untuk berobat tidak ada, pengakuan Juniati, terpaksa keberangkatan sesuai saran dokter tertunda.

"Harapan saya ada berbaik hati dan membantu untuk ongkos berobat dan transportasi. Disarankan dirujuk ke Batam. Namun kami tidak ada biaya untuk transportasi, dan makan selama disana," tutur Juniati dengan wajah berserah.

Editor: Yudha