Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Fahri Hamzah Prihatin Kondisi Perbatasan Antarnegara Terpinggirkan
Oleh : Irawan
Jum'at | 25-11-2016 | 09:02 WIB
perbatasan-ri-malayasiabyokezone.jpg Honda-Batam

Fahri Prihatin Kondisi Perbatasan Antarnegara Terpinggirkan

BATAMTODAY.COM, Nunukan - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menyatakan prihatin kondisi perbatasan antarnegara, karena tidak dianggap penting dan tersingkirkan dalam isu-isu nasional.

 

Bahkan menurut Fahri, isu pilkada yang sesungguhnya lokal juga menyingkirkan fakta yang ada di perbatasan.

“Isu perbatasan sering tersingkirkan, bahkan tersingkir hanya karena pilkada,” kata Fahri, dalam rilisnya, di hadapan ribuan warga yang hadir di Balai Adat Dayak di Nunukan, Kalimantan Utara, Kamis (24/11)/2016.

Selaku Ketua Tim Pengawas Perbatasan DPR RI, Fahri di dampingi anggota tim yaitu Arteria Dahlan (PDIP), Agung Widyantoro (Golkar), Hetifah Syaifudian dan Alvin Hakim Toha (PKB).

“Mari lupakan dan tinggalkan Jakarta, selanjutnya kita lihat bagaimana kehidupan masyarakat di perbatasan,” tegas politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.

Bila selama ini isu perbatasan dianggap tak penting lanjutnya, maka ke depan harus dianggap penting. Melihat kehidupan masyarakat perbatasan sangat penting dan pembangunan kawasan itu mutlak dilakukan.

“Karena sehari-hari iman kebangsaan saudara-saudara kita selalu digoda negara lain,” ujar wakil rakyat dari daerah pemilihan Nusa Tenggara Barat itu.

Godaan itu juga potensial membuat bangsa Indonesia tercerai-berai. “Contohnya, mau berobat lebih dekat dan murah ke negara tetangga. Mau sekolah lebih mudah dan murah ke tetangga. Mau beli barang, ternyata barang-barang tetangga lebih murah,” ungkapnya.

Selain itu, Fahri beberapa waktu lalu, memerima sejumlah pemuda dari daerah perbatasan. “Mereka datang dan menangis minta segera tingkatkan pembangunan wilayah perbatasan,” katanya.

Untuk memacu pembangunan wilayah perbatasan, Fahri akan terus meminta dan mendukung upaya pemerintah memberi perhatian serius kepada kawasan perbatasan. Begitu juga dengan aspirasi pembentukan Kabupaten Bumi Dayak (Kabudaya) Perbatasan.

“Saya akan kerahkan anggota DPR agar Kabudaya mendapatkan prioritas,” katanya.

Fahri menyatakan, ironis apabila pemerintah tidak segera memberi dukungan terhadap terbentuknya Kabudaya, sementara beberapa elemen negara tetangga (Malaysia) memberi dukungan.

“Negara tetangga saja mendukung Kabudaya. Jangan hentikan pemekaran karena nyata kebutuhannya di lapangan,” pintanya.

Dukungan beberapa elemen masyarakat Malaysia terhadap terbentuknya Kabudaya dapat dilihat dari adanya spanduk yang dipasang di sekitar Balai Adat Dayak Kecamatan Lumbis.

Salah satu spanduk berbunyi: “Kami Rumpun Murut Sabah Menyokong Atas Rancangan Kerajaan Indonesia Yang Mana Memulai Jadikan Otonomi. Kabudaya Di Kawasan Persempadanan Negara Solidaritas Rayat Serumpun”.

Editor: Dardani