Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Sosialisasikan 4 Pilar Kebangsaan

Hardi Hood Himbau Jaga Keutuhan Bangsa
Oleh : Redaksi
Rabu | 23-11-2016 | 18:50 WIB
hardihooddipinang.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Senator Hardi Hood saat menyampaikan paparan mengenai 4 pilar. (Foto: Ist)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Anggota MPR RI Hardi Selamat Hood menghimbau agar masayarakat tidak terjebak dalam polemik yang dapat memecah keutuhan bangsa dalam menyikapi kasus penistaan agama. Masyarakat diminta untuk dapat menahan diri guna menghindari pecahnya konflik pada skala yang lebih besar.

“Saya sangat-sangat berharap agar kita masyarat tidak terjebak dalam polemik yang sedang hangat-hangatnya terjadi. Mari kita saling menahan diri sebab dari pantauan saya baik dimedia sosial, maupun pembicaraan langsung ditengah masyarakat, perdebatan sudah mengarah pada perpecahan bangsa,” ujar Hardi saat melakukan sosialisasi 4 pilar kebangsaan di Kampus Universitas Raja Ali Haji, Tanjungpinang (19/11).

Menurut ketua Komite III DPD RI ini, selama ini masyarakat indonesia dikenal dengan toleransinya yang tinggi meski ditengah keberagaman. Berbagai perbedaan yang ada disikapi dengan arif.

“Indonesia merupakan negara yang sangat luas dengan berbagai macam suku dan budayanya. Bangsa Indonesia memiliki lebih dari 746 bahasa daerah, Terdapat lebih dari 300 suku bangsa di Negara Indonesia, ada 6 agama resmi, ini adalah kekayaaan yang mestinya dapat menjadi kekuatan kita.”

Ditambahkannya, dalam kehidupan berbangsa yang majemuk dan multi etnis, Agama memang menjadikan bagian yang penting dalam kehidupan masyarakat, namun karena adanya perbedaan antar ajaran agama, diperlukan sikap untuk saling menghormati antar sesama umat.

Dalam kontek ke-Indonesiaan, sambung Hardi lagi, sebenarnya kodifikasi nilai-nilai agama itu sudah ada, yakni Pancasila. Pancasila adalah sebuah ideologi khas ke-Indonesiaan yang nilai-nilai didalamnya adalah intisari ajaran semua kepercayaan.

“Pancasila itu menyatukan, sebab didalamnya terdapat spirit kemanusian yang luhur. Untuk itulah, pengamalan etika dan moral pancasila dalam konteks ini menjadi penting, sebab Pancasila tidak memihak pada salah satu agama atau suku tertentu. Didalamnya terdapat nilai-nilai yang mampu diterima oleh semua lapisan masyarakat,” pungkasnya.

Diluar pancasila, kata Hardi, Indonesia juga mengenal bhineka Tunggal Ika, ini merupakan semboyan untuk negara Indonesia yang bermakna berbeda-beda tapi satu jua. Perbedaan itu jika dikelola dengna baik akan menjadi kekuatan yang menyatukan Negeri ini.

“Namun kita juga jangan kebablasan mengartikan bhineka tunggal ika, perbedaan itu adalah sesuatu yang nyata, nah untuk menjaga agar perbedaaan tetap dalam bingkai NKRI, diperlukan sikap saling menghargai dan menjungjung tinggi perbadaan, bukan saling mengkrtitisi,” pungkasanya lagi.

Editor: Dardani