Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Dalai Lama Agendakan Bertemu Donald Trump
Oleh : Redaksi
Rabu | 23-11-2016 | 15:50 WIB
dalailama.jpg Honda-Batam

Pemimpin spiritual Tibet, Dalai Lama, menyebut ia akan mengunjungi Amerika Serikat dan bertemu dengan presiden terpilih AS, Donald Trump. (Foto: Reuters/Dylan Martinez)

 

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Pemimpin spiritual Tibet, Dalai Lama, menyebut ia akan mengunjungi Amerika Serikat dan bertemu dengan presiden terpilih AS, Donald Trump. Jika benar, maka keputusan peraih penghargaan Nobel Perdamaian ini diperkirakan akan membuat pemerintah China geram.

 

Keinginan Dalai Lama itu terlontar dalam kunjungannya ke Ulan Bator, ibu kota Mongolia, pada Rabu (22/11) ketika ditanyai wartawan terkait pendapatnya soal pemilihan presiden AS. Dalam kesempatan itu, Dalai Lama menyatakan bahwa ia selalu menganggap AS sebagai "bangsa bebas yang terkemuka di dunia."

"Saya pikir ada beberapa alasan untuk pergi ke Amerika Serikat, jadi saya akan pergi ke sana untuk bertemu dengan presiden baru," katanya kepada wartawan, tanpa menjelaskan lebih lanjut, dikutip dari Reuters.

Juni lalu, Dalai Lama bertemu dengan Presiden Barack Obama di Gedung Putih meskipun pemerintah China meluncurkan peringatan bahwa langkah itu akan merusak hubungan diplomatik kedua negara. Pertemuan itu merupakan kali keempat selama delapan tahun terakhir.

Dalam kesempatan itu, Dalai Lama juga menyinggung soal retorika yang dilontarkan para calon presiden AS selama masa kampanye.

"Kadang-kadang saya merasa selama [kampanye] pemilu, calon presiden lebih bebas untuk mengekspresikan pendapatnya. Setelah terpilih, [capres itu] akan mengemban tanggung jawab, maka ia akan memberitahu Anda visi mereka, program mereka sesuai dengan kenyataan."

Dalai Lama selalu dianggap oleh pemerintah China sebagai pemimpin kelompok separatis. Meski demikian, pemimpin yang tinggal dalam pengasingan itu menegaskan bahwa ia hanya memperjuangkan otonomi bagi Tibet, yang "dibebaskan dengan damai" oleh pasukan Komunis China pada 1950.

Kunjungan Dalai Lama ke Mongolia pun dikecam oleh China, meskipun Kementerian Luar Negeri Mongolia menyatakan kepada kantor berita Montsame bahwa pemerintah tidak ada hubungannya dengan kunjungan Dalai Lama, yang diatur oleh umat Buddha Mongolia.

Beijing kerap mengecam negara-negara yang didatangi Dalai Lama. Kunjungan Dalai Lama ke Mongolia pada 2006, berujung pada pembatalan sementara sejumlah penerbangan dari Beijing dan Ulan Bator dan sebaliknya.

Dalai Lama melarikan diri ke India setelah aksi pemberontakan yang gagal terhadap China pada 1959. Berbagai kelompok HAM menuduh China mengekang hak beragama dan berbudaya warga Tibet. Tudingan ini dibantah oleh pemerintah China, yang menyatakan kebijakan mereka telah menciptakan kemakmuran di wilayah yang miskin itu.

Sumber: CNN Indonesia
Editor: Dardani