Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Demo 2 Desember Dicurigai Miliki Agenda Lain
Oleh : Redaksi
Minggu | 20-11-2016 | 11:06 WIB
Tito_Karnavian-Merdeka.jpg Honda-Batam

Kapolri Jenderal Tito Karnavian (Foto: Merdeka).

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Kapolri Jenderal Tito Karnavian mencurigai ada agenda lain dalam unjuk rasa pada 2 Desember nanti. Tito tidak yakin aksi ini masih terkait kasus dugaan penistaan agama oleh Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

"Ini sudah bukan urusannya lagi dengan Ahok, karena Ahok sudah diproses hukum," kata Tito saat menghadiri Bakti Sosial Kesehatan Polri di Lapangan Jenggolo, Gedangan, Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu (19/11/2016).

Tito menjamin proses hukum dugaan penistaan agama berjalan. Sesegera mungkin, berkas kasus ini dilimpahkan ke Kejaksaan. "Mudah-mudahan secepatnya bisa terselesaikan untuk diserahkan ke Pengadilan," kata Tito.

Tito mencurigai aksi 2 Desember politis. Ia tidak segan-segan bertindak tegas jika aksi itu berujung mengganggu ketertiban masyarakat.

"Saya minta tokoh masyarakat nanti bicara. Ini tujuannya apa? Kalau hanya untuk menyampaikan aspirasi, kan ada tempatnya. Tapi kalau melanggar, akan kami tindak tegas," ujar Tito.

Tito tak habis pikir, ormas kembali merencanakan unjuk rasa. Apalagi, massa merencanakan Salat Jumat di sepanjang Jalan M.H Thamrin-Jalan Jenderal Sudirman. Tito menegaskan, ini menyalahi aturan karena mengganggu ketertiban umum.

"Masjid ada kok, kenapa salat di jalan?" kata Tito.

"Saya juga orang Islam. Kalau dilihat dari sisi agama, kira-kira boleh tidak mengganggu kenyamanan masyarakat? Makanya, ini harus jelas aksinya. Kalau soal Ahok, saya katakan sudah jelas proses hukum. Di luar itu, agenda politik."

Jika aksi berujung upaya menggulingkan pemerintahan atau makar, Tito akan menindak tegas. "Kami minta masyarakat tidak terprovokasi dan terpengaruh dengan hal-hal seperti itu," kata dia.

Tito berencana meminta pendapat ulama dan tokoh masyarakat terkait aksi 2 Desember. Polisi juga akan mendengarkan langsung tanggapan dari asosiasi sopir taksi, sopir bus, dan Organda terkait rencana aksi itu.

"Kami akan mendengarkan langsung dari mereka. Saya yakin publik tak setuju dengan cara seperti itu, karena bisa mengganggu kenyamanan masyarakat," kata Tito.

Seperti diketahui, penetapan Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama sebagai tersangka dugaan penistaan agama tidak memuaskan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI). Mereka bakal menggelar aksi Bela Islam III pada 2 Desember.

Hal itu diputuskan setelah GNPF MUI menggelar rapat koordinasi. "GNPF MUI memutuskan dengan aklamasi kesepakatan seluruh elemen GNPF MUI untuk gelar Aksi Bela Islam III, Jumat 2 Desember 2016," kata Pembina GNPF MUI Rizieq Shihab di Islamic Center, Jalan Tebet Utara, Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (18/11/2016).

Aksi akan digelar di sepanjang Jalan Sudirman hingga Jalan M.H. Thamrin. Peserta aksi akan menggelar salat Jumat dengan posisi imam dan khatib di Bundaran Hotel Indonesia.

Editor: Surya