Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pecahkan Rekor Termahal, Lukisan Untitled XXV Laku Rp886 Miliar
Oleh : Redaksi
Jum'at | 18-11-2016 | 18:38 WIB
Lukisan-termahal.gif Honda-Batam

Lukisan karya Willem de Kooning berjudul "Untitled XXV" terjual seharga 66,3 juta dollar AS, atau kira-kira Rp 886 miliar (Sumber foto: Via cbc.ca)

BATAMTODAY.COM, New York - Lukisan karya Willem de Kooning berjudul "Untitled XXV" terjual seharga 66,3 juta dollar AS, atau kira-kira Rp 886 miliar, Selasa malam waktu New York, atau Rabu WIB (16/11/2016).

Penjualan lukisan yang terjadi di rumah lelang Christie, New York, ini sekaligus menorehkan rekor penjualan termahal untuk lukisan abstrak dan karya seni kontemporer pasca perang.

Lukisan berukuran 2x2,2 meter dilukis oleh pelukis Amerika keturunan Belanda di tahun 1977.

Sapuan kuas multi-warna memang dipakai oleh Kooning dalam karya-karyanya di dekade 70-an.

Rumah lelang Christie yang menawarkan karya ini semua memprediksi lukisan ini bernilai sekitar 40 juta dollar AS atau kira-kira Rp535 miliar.

Lukisan serupa yang dilelang 10 tahun lalu terjual dengan harga 27,1 juta dollar AS atau sekitar Rp360 miliar, dan tercatat sebagai penjualan termahal kala itu.

Penawaran dalam lelang ini dibuka melalui sambungan telepon dan identitas para pembeli pun tak terungkap.

Musim lelang di New York dimulai pekan ini dan membawa para pembeli dari seluruh dunia, tak cuma di Christie tapi juga di rumah lelang Sotheby.

Senin malam lalu, sebuah lukisan karya Edvard Munch berjudul "Girls on the Bridge" laku terjual dengan harga 54,5 juta dollar AS atau sekitar Rp728 miliar.

Penjualan lukisan karya seniman Norwegia itu menempati posisi kedua termahal dalam pekan lelang tersebut. Demikian diungkapkan pihak Sotheby, seperti dikutip AFP.

Lukisan yang dibuat tahun 1902 yang menggambarkan wanita dalam gaun warna-warni ini pun terjual di atas harga yang diperkirakan, yakni 50 juta dollar AS atau sekitar Rp668 miliar.

Acara lelang semacam ini tak kekurangan peminat. Mereka datang dari AS, Paris, London, serta meningkat pula peminat dari Asia.

Meningkatnya peminat dari Asia seiring pertumbuhan pengeluaran China untuk karya-karya seni internasional yang dijual di rumah lelang terkemuka.

Penjualan semacam ini berfungsi sebagai barometer pasar seni global, yang terlihat mulai membaik dari kelesuan yang sempat mendera pada musim lelang 2015.

Sumber: AFP
Editor: Udin