Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Keberadaan Imigran Gelap Semakin Mengkhawatirkan
Oleh : Berton Siregar
Kamis | 10-11-2016 | 10:16 WIB
Imigran-Gelap1.jpg Honda-Batam

Imigran Gelap yang mencoba bunuh diri dengan menyayat pergelangan tangannya di Surabaya. (Foto: Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Batam - Ribuan imigran dari berbagai negara yang singgah di tanah air, dan kini berada hampir di seluruh wilayah kota di Indonesia, termasuk Batam, sudah mengkhawatirkan dan membahayakan bagi sesama pengungsi (refugee) itu sendiri

Seperti di Batam, selain menjadi gigolo, para pengungsi yang berasal dari Sudan, Somalia, Afganistan, Irak, dan Pakistan, malah mulai melakukan tindakan kriminal dengan melakukan pengrusakan terhadap bangunan, yang disewa oleh pihak IOM dan UNHCR untuk tempat penampungan para pengungsi.

Salah satunya Mustafa Ghulami, pria warga negara Afganistan dengan No UNHCR 186-13C00132, yang sebelumnya lama di penampungan Tanjungpinang, Kepulauan Riau , dan dipindahkan ke Surabaya. Menunggu kepulangannya ke negara ke tiga, justru ditangkap pihak kepolisian Surabaya karena melakukan pengrusakan salah satu ruangan community house Puspo Agro Sidoarjo, Rabu 9 Nopember 2016.

Pria yang sempat di tahan oleh pihak kepolisian di Sidoarjo, namun setelah dilakukan pengecekan terhadap pelaku, diketahui pelaku mengalami gangguan jiwa, dan oleh pihak imigrasi Surabaya, pelaku di antar ke RSJ Lawang, Malang.

Kepala Kantor imigrasi Surabaya, yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala kantor Imigrasi Batam, Agus Wijaya mengatakan, tindakan para pengungsi dari berbagai negara ini, sudah diambang berbahaya, dan mengarah kriminal.

"Di Batam mereka menjadi Gigolo, dan yang sekarang ini mereka kita tangani malah pengungsi yang kurang waras alias gila, dan pelaku kriminal, gimana ini," ujarnya.

Para imigran ini juga diketahui sering terjadi keributan bahkan perkelahian sesama pengungsi yang tentu mengganggu kenyamanan warga sekitar. Bahkan IOM sendiri diketahui sudah kewalahan dalam pembiayaan para pengungsi diseluruh Indonesia.

Dia berharap sesuai dengan persyaratan yang dikeluarkan oleh UNHCR para pengungsi tidak boleh berpindah tempat kedatangan pertama. Begitu juga pihak terkait dari Dinas Perhubungan juga harus ikut campur, sehingga para pencari suaka ini tidak berpindah pindah di wilayah Indonesia.

"Setiap pengungsi yang diketahui datang melalui dari udara, laut, dan darat, harus mengembalikannya ke kota asal mereka datang. Karena untuk membeli tiket tentunya harus ada dokumen," ujarnya.

Editor: Yudha