Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Terkait Isu SARA, Depinas SOKSI Minta Semua Pihak Menahan Diri
Oleh : Irawan
Jum'at | 28-10-2016 | 13:03 WIB
Akom2.jpg Honda-Batam

Ketua Umum Depinas SOKSI, Ade Komarudin.

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Situasi politik di Indonesia, khususnya Jakarta, menjelang pelaksanaan pilkada serentak tahap kedua semakin mengkhawatirkan. Apalagi, pasca pernyataan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok terkait Surah Al-Maidah ayah 51 yang memicu kontroversi khususnya dikalangan umat Islam.

Melihat situasi politik yang semakin mengkhawatirkan tersebut, Dewan Pimpinan Nasional (Depinas) SOKSI meminta semua pihak untuk menahan diri. Elit-elit politik diminta untuk tidak mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang justru memicu ketegangan di masyarakat.

"SOKSI meminta kepada tokoh-tokoh politik untuk menahan diri. Pernyataan-pernyataan yang dapat memicu ketegangan di masyarakat harus dihindari. Sebaliknya, tokoh-tokoh politik harus memberikan pernyataan yang menciptakan kedamaian. Perlu kebijaksanaan dan perhatian yang sangat serius dari pemimpin bangsa saat ini. Pemimpin bangsa harus akur," ujar Ketua Umum Depinas SOKSI, Ade Komarudin di Jakarta, Jumat (28/10/2016).

Menurut pria yang biasa disapa Akom ini, elit-elit politik harus ikut bertanggung jawab menjaga kedamaian dan ketenangan di masyarakat. Apalagi saat ini, aksi demontrasi menuntut Ahok untuk diproses hukum oleh kepolisian terus terjadi di berbagai daerah. Menurutnya, bukan tidak mungkin aksi demontrasi warga semakin tidak terkendali.

"Situasi ini mulai mengkhawatirkan bila melihat sebaran demontrasi masyarakat. Saya takut ada ormas yang anggotanya yang diperalat oleh kelompok-kelompok tertentu dan masuk skema sebagai "martir" yang bertujuan membuat negara semakin tidak terkendali," tambahnya.

Tambahan lagi, Akom berpesan untuk tokoh-tokoh yang bertarung dalam Pilkada untuk tidak menggunakan isu SARA dalam kampanye.

"Pak Ahok juga harus belajar dari peristiwa ini. Setiap kandidat harus menjaga jangan sampai kampanye pakai SARA. Yang mayoritas mengayomi yang minoritas, yang minoritas menghormati yang mayoritas. Isu-isu agama tidak boleh dijadikan komoditas politik. Mari kita jaga persatuan dan kesatuan bangsa ini sama-sama. Jangan sampai gara-gara Pilkada keutuhan negeri ini terganggu," demikian tutur Akom.

SOKSI mengajak seluruh elemen bangsa untuk kembali menjadikan Pancasila sebagai pedoman bernegara. Dengan demikian, nilai-nilai toleransi lebih diutamakan dibanding isu-isu berbau SARA.

"Isu SARA ini pasti akan terus ada di dunia ini. Isu ini yang harus kita hindari. Mari kita jadikan Pancasila sebagai pedoman dalam bersikap dan berperilaku. SOKSI sangat berterimakasih kepada para pendiri bangsa yang sudah menjadikan Pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar bernegara. Walaupun beraneka ragam agama harus tetap bersatu," tutup Akom. (*)

Editor: Surya