BATAMTODAY.COM, Kuala Lumpur - Minimnya penonton pada balapan Formula One (F1) GP Malaysia, 2 Oktober lalu, membuat pemerintah Malaysia meminta pihak Sirkuit Internasional Sepang mengakhiri kerja sama dengan pihak F1.

Sirkuit Sepang memiliki kapasitas penonton hingga 120 ribu. Namun, hanya 45 ribu penonton yang hadir pada ajang balapan GP Malaysia awal bulan ini.

Kondisi tersebut membuat pemerintah Malaysia meminta Sirkuit Sepang (SIC) mengakhiri kerja sama lebih awal dengan pihak F1. SIC dan F1 sebelumnya memiliki kontrak hingga musim 2018.

Menteri olahraga Malaysia Khairy Jamaluddin mengatakan sudah saatnya SIC mengakhiri seri F1 karena sudah tidak menguntungkan.

“Ketika kami kali pertama menggelar F1, itu adalah bisnis besar. Negara pertama di Asia selain Jepang. Sekarang sudah ada banyak negara Asia yang menggelarnya,” ucap Jamaluddin seperti dikutip dari Astro Awani.

“Penjualan tiket menurun, jumlah penonton televisi menurun. Jumlah penonton asing menurun karena mereka bisa memilih Singapura, China, Timur Tengah. Biaya terlalu tinggi, pendapatan terbatas.”

Sementara itu, CEO SIC Razlan Razali mengatakan minimnya penonton di GP Malaysia dikarenakan dominasi Mercedes yang dianggap membosankan.

GP Malaysia sebenarnya seri F1 tertua di kawasan Asia Tenggara setelah menjadi tuan rumah sejak 1999. Namun, belakangan SIC kalah bersaing dengan GP Singapura.

Musim ini rata-rata penonton yang hadir di GP Singapura adalah 73 ribu orang per hari. GP Singapura juga memiliki paket hiburan yang lebih menggoda dibanding GP Malaysia.

Setiap tahunnya GP Singapura selalu mengadakan konser musik sepanjang akhir pekan balapan. Tahun ini GP Singapura menghadirkan Kylie Minogue dan band legendaris Inggris: Queen.

Kondisi itu berbanding terbalik dengan pergelaran MotoGP di SIC. Tiket MotoGP Malaysia yang akan berlangsung akhir pekan ini, dikabarkan sudah habis terjual.

Sumber: CNN Indonesia
Editor: Dardani