Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Nobel Berhadiah US$900 Ribu Terancam Melayang jika Bob Dylan Tetap Diam
Oleh : Redaksi
Selasa | 25-10-2016 | 13:50 WIB
peraih-nobel-sastra.gif Honda-Batam

Karya Bob Dylan langsung dipajang di Swedish Academy setelah ia diumumkan menjadi pemenang Nobel Sastra 2016. (AFP PHOTO / JONATHAN NACKSTRAND)

BATAMTODAY.COM, Stockholm - Ada konsekuensi bagi bungkamnya Bob Dylan setelah dianugerahi penghargaan Nobel Sastra 2016, dua pekan lalu. Dylan bahkan belum berkomunikasi langsung dengan Swedish Academy yang memutuskan namanya sebagai pemenang Nobel.

Ia disebut tidak sopan dan arogan. Bukan hanya itu, sang pelantun Like a Rolling Stone itu juga terancam kehilangan hadiah uang US$900 ribu.

Menurut laporan Reuters, aturan Nobel menyebutkan bahwa pemenang harus memberikan setidaknya satu ceramah atau kuliah tentang sastra. Dalam kasus Dylan, ia juga boleh menyelenggarakan konser, asal yang bermanfaat.

Kewajiban itu harus dilakukan dalam jangka waktu enam bulan setelah pengumuman kemenangan Nobel, yang akan diselenggarakan 10 Desember 2016.

Jika itu tidak dilakukan, pemenang tidak akan mendapatkan uang US$900 ribu, meski masih dianggap sebagai pemenang Nobel. Kalau pun Dylan tidak menggelar kuliah, ceramah, atau konser, karena penyelenggara Nobel tidak menerima penolakan, ia akan tetap terdaftar sebagai pemenang Nobel Sastra 2016.

Kuliah atau ceramah yang disampaikan harus bertema relevan dengan penghargaan yang diterima pemenang. Bukan hanya itu, kuliah atau ceramah juga harus dilakukan di Stockholm, Swedia, meski kondisi sangat memaksa sekali pun.

Pernah suatu ketika, novelis asal Inggris Doris Lessing mendapat Nobel Sastra pada 2007. Saat itu ia terlalu sakit untuk bepergian. Ia tidak menerima penghargaannya di Swedia maupun memberikan kuliah atau ceramahnya langsung.

Alih-alih, Lessing menulis materi ceramah lalu mengirimkannya ke penerbitnya di Swedia. Perwakilan penerbit itulah yang membacakan ceramah atau kuliah Lessing di hadapan banyak orang di Stockholm. Yang seperti itu sah dilakukan.

“Itu yang kami minta sebagai imbalan,” kata Joanna Petterson, juru bicara Nobel Foundation. “Kami masih mencoba menemukan kesepakatan yang sesuai dengan Dylan,” ujarnya melanjutkan, sembari menambahkan bahwa menyelenggarakan konser pun boleh dilakukan sebagai pengganti kuliah.

Swedish Academy menganugerahkan penghargaan Nobel Sastra 2016 kepada Dylan—yang menjadi musisi pertama yang mendapat penghargaan itu—karena memiliki ekspresi yang puitis di tengah tradisi lagu-lagu Amerika yang ada sekarang.

Lagu-lagu seperti Blowin in the Wind, The Times They Are A-Changin, Subterranean Homesick Blues dianggap menginspirasi dan punya semangat anti perang di kalangan generasi muda 1960-an, di mana Dylan berjaya.

Pemilihan Dylan sebagai penerima Nobel Sastra kemudian menuai kontroversi. Banyak yang bertanya apakah lirik dan musiknya bisa disebut karya sastra. Sebagian menyebut Swedish Academy tidak memberi kesempatan bagi sastrawan yang karyanya gemilang namun namanya belum seterkenal dan sepopuler Dylan.

Selama ini, menurut perunutan Reuters, hanya ada enam pemenang yang pernah menolak Nobel. Salah satunya adalah penulis Perancis Jean-Paul Sartre pada 1964. Baru beberapa tahun kemudian pengacara Sartre mengirim surat kepada Swedish Academy untuk mengirimkan uang hadiahnya. Tentu saja itu ditolak.

Sumber: Reuters
Editor: Udin