Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Lima Keping Keripik dari Swedia Ini Dibanderol Rp727 Ribu
Oleh : Redaksi
Jum'at | 21-10-2016 | 15:38 WIB
keripik-termahal-di-dunia.gif Honda-Batam

Keripik termahal dari Swedia untuk teman minum bir St. Eriks (REUTERS/Michaela Rehle)

BATAMTODAY.COM, Swedia - Serasa ada yang kurang saat menenggak segelas bir tanpa ditemani camilan. Terlebih lagi bila harga bir mahal, agaknya lebih mengasyikkan bila dipadankan dengan camilan yang mahal pula.

Untuk itu, produsen merek bir ternama asal Swedia, St. Eriks, pun membuat keripik yang menurut mereka cocok sebagai teman minum bir.

Mengutip dari Oddity Central, pihak St. Eriks tidak mau menyandingkan produk birnya dengan keripik kentang yang sudah ada, macam Lays atau Pringles. Mereka ingin membuat keripik kentang yang elegan dengan harga yang sesuai.

"St. Eriks adalah merek bir ternama di Swedia dan kami sangat senang akan hal itu. Tapi pada saat bersamaan, kami juga sedih karena tidak bisa menyediakan camilan dengan status setara bir kami," ujar Marcus Friari, selaku manajer.

Friari beranggapan bahwa bir papan atas harus disandingkan dengan camilan papan atas pula. Hal itu lah yang memicu Friari memutuskan untuk membuat keripik kentang tereksklusif di dunia.

Benar saja, tak seperti keripik kentang lain yang dikemas dalam plastik besar, keripik kentang keluaran St. Eriks ini dikemas dalam kotak hitam yang elegan. Isinya pun hanya lima keping keripik, yang masing-masing memiliki tempatnya sendiri.

Keripik eksklusif ini dibuat langsung oleh koki andal dengan bahan khusus, seperti jamur matsutake yang dipetik dari hutan pinus di utara Swedia, rumput laut dari perairan di Faroe Islands, crown dill dari semenanjung Bjare, bawang leksand yang tumbuh di kota kecil Leksand, Swedia, dan terakhir pale ale wort dari India, yang sama dengan bahan dasar bir Pale Ale milik St. Eriks.

Selain bumbu, kentangnya juga spesial. "[Kentang] diambil dari bukit Ammarnas yang curam dan penuh lereng berbatu, tepatnya di sisi selatan di mana kentang almond dibudidayakan dan tumbuh dalam jumlah terbatas," papar Friari.

Tak hanya itu, untuk membudidayakan kentang tersebut harus dilakukan langsung dengan tangan. Pasalnya, mesin canggih pertanian tak bisa mengakses jalan menuju perkebunan mini kentang tersebut.

"Semua keripik dibuat langsung dengan tangan," papar Chef Pi Le. "Butuh sentuhan perlahan dan waktu yang tepat untuk memastikan bahwa setiap keripik memiliki padanan bahan yang seimbang."

Pi Le mengungkapkan bahwa rasa yang disajikan keripik kentang ini, "sangat Skandinavia." Ia menyatakan jika rasa tersebut akan muncul dari bahan-bahan yang sebelumnya jarang dicicipi oleh orang.

"Kebanyakan orang hanya menyadari rasa kentang dan bawang. Tapi keripik ini tidak. Keripik kentang ini sangat pas untuk menemani minum bir, atau untuk dimakan secara terpisah," jelas Pi Le.

Keistimewaan keripik ini membuatnya langsung ludes terjual pekan lalu. St. Eriks menjual sebanyak 100 boks dengan harga US$56 (Rp727 ribu). Itu artinya, satu keripik kentang dihargai US$11 (Rp143 ribu).

Sayangnya, belum ada kabar lebih lanjut apakah St. Eriks akan menjualnya kembali. Namun melihat kesuksesan yang diraih di gelombang pertama penjualan, agaknya mereka pun mempertimbangkannya lagi.

Sumber: Oddity Central
Editor: Udin