Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Akselerasi Polri Menuju Postur Polri Profesional, Modern dan Terpercaya
Oleh : Redaksi
Kamis | 20-10-2016 | 09:14 WIB
tolak-pp-bubar.jpg Honda-Batam

Anggota Polri sedang menjalankan tugas. (Foto: Batamtoday.com)

Oleh Kompol Ade Kuncoro, SIK

DI TENGAH derasnya arus globalisasi dan demokratisasi, tuntutan masyarakat terhadap pelaksanaan tugas Polri selaku pemelihara Kamtibmas, pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat serta penegak hukum semakin tinggi.

Itu mengindikasikan bahwa tingginya harapan terhadap aparat penegak hukum untuk dapat membenahi dan menata kembali internal organisasi dihadapkan dengan kondisi masih adanya public complain yang ditujukan khususnya terhadap kultur dan kinerja anggota di lapangan.

Karena dipandang masih kurang profesional dalam penegakan hukum, kurang simpatik dalam melayani masyarakat, perilaku koruptif, arogansi kekuasaan/ kewenangan dan masih adanya kekerasan eksesif sehingga berdampak menurunnya kepercayaan masyarakat.

Sejalan dengan adanya pergantian pucuk pimpinan Kapolri yang kini dipangku oleh Jenderal Polisi Tito Karnavian, Polri terus berupaya untuk meningkatkan kinerja dan kepercayaan masyarakat menuju postur Polri yang profesional, modern dan terpercaya melalui pelaksanaan lima langkah program strategis yang diharapkan dapat menunjang cita-cita tersebut.

Lima langkah tersebut antara lain Pertama, melakukan reformasi kultural (dengan menekan budaya koruptif di dalam dan luar institusi serta memperkuat citra polisi sebagai sosok yang humanis).

Kedua, memperbaiki layanan publik. Ketiga, meningkatkan profesionalisme dalam penegakan hukum. Keempat, meningkatkan stabilitas keamanan dan ketertiban dalam masyarakat. Dan Kelima, melakukan manajemen hubungan dengan media.

Sebagai bagian dari upaya mewujudkan lima langkah tersebut, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian juga memperkenalkan semboyan baru Polri yakni PROMOTER “Profesional, Modern, dan Terpercaya”, dan Tiga suku kata Prometer kata tersebut dimaknai kata “Profesional” yang tercermin dalam kualitas dan kompetensi SDM Polri yang semakin meningkat dari waktu ke waktu, baik dari aspek knowledge (pengetahuan), skill (keterampilan) maupun attitude (perilaku).

Peningkatan kualitas kompetensi Polri ini, dapat diperoleh dari peningkatan kapasitas pendidikan dan pelatihan, serta melakukan pola-pola Pemolisian yang dilakukan berdasarkan prosedur baku yang dapat dilaksanakan dan dapat diukur tingkat keberhasilannya.

Kata ”Modern” diwujudkan melalui penggunaan teknologi dalam mendukung kinerja Polri dalam proses penegakan hukum, pelayanan masyarakat, termasuk pemenuhan alat material khusus (almatsus) dan alpakam yang semakin canggih seiring dengan kemajuan teknologi dan informasi.

Terakhir, kata ”Terpercaya” dimanifestasikan dengan dilakukannya reformasi internal institusi Kepolisian menjadi lembaga negara yang bersih dan bebas KKN agar tercipta proses penegakan hukum yang objektif, transparan, akuntabel, dan berkeadilan.

Merujuk pada paparan comander wish Kapolri, adapun langkah akselerasi Polri untuk mewujudkan postur yang PROMOTER “Profesional, Modern dan Terpercaya” tersebut diaktualisasikan melalui pelaksanaan beberapa kegiatan yakni meliputi :

1. Reformasi kultural dalam upaya menekan budaya dengan bentuk kegiatan :

a. Membuat sistem pencegahan, menghilangkan budaya hedonis dan kompetisi/ pamer kekayaan.
b. Perbaikan sistem rekrutmen dan pendidikan berbasis kompetensi yang tidak koruptif.
c. Menentukan “role model” setiap satuan dan memberikan reward secara konsisten bagi anggota yang berprestasi serta punishment secara tegas bagi anggota yang melakukan penyalahgunaan wewenang dalam melaksanakan tugas.
d. Penempatan personel reformis dan berkompetensi pada setiap ruang jabatan strategis di lingkungan kerja Polri.
e. Perbaikan kesejahteraan anggota Polri melalui kanaikan pemenuhan tunjangan kinerja bertahap, asuransi kesehatan dan juga penyediaan sarana perumahan.
f. Kenaikan belanja barang dan modal secara bertahap guna menunjang pelaksanaan kegiatan pembinaan maupun operasional Polri.

2. Reformasi Kultural dalam membangun sosok Polisi yang humanis dengan bentuk kegiatan :

a. Lampu rotator warna ungu di setiap satuan sebagai tanda keberadaan kantor Polisi.
b. Memperbanyak personel turun ke titik-titik rawan macet, pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas serta premanisme.
c. Pembinaan mental dan perilaku anggota pada setiap satuan.
d. Sosialisasi “Senyum-Sapa-Salam”.
e. Memperkuat peran Bhabinkamtibmas.
f. Unsur pimpinan turun ke lapangan secara langsung (blusukan) memberikan asistensi dan supervisi.
g. Mengintensifkan forum dialog dan komunikasi dengan elemen-elemen masyarakat, pemerintah dan TNI.
h. Mendekatkan hunungan Polri dengan TNI pada semua level baik formal maupun informal.
i. Mendekatkan hubungan Polri dengan aparat penegak hukum lainnya.

3. Perbaikan layanan publik dengan bentuk kegiatan :

a. Perbaikan sistem pelaporan masyarakat kepada Polri.
b. Mendorong inisiatif untuk memperbaiki sistem layanan publik masing-masing Satfung.‎
c. Perbaikan ruang SPKT yang bersahabat dan profesional.
d. Perbaikan kualitas dan sikap petugas pelayanan publik.
e. Pemenuhan standar perlengkapan perorangan personel berseragam (pluit, borgol, tongkat polisi, senter, dll).
f. Mempersingkat “Quick Response”.
g. Integrated call center.

4. Peningkatan profesionalisme dalam penegakan hukum dengan bentuk kegiatan :

a. Menghilangkan pungutan liar, pemerasan dan makelar kasus dalam proses penyidikan.
b. Menghilangkan kecenderungan rekayasa dan berbelit-belit dalam penanganan kasus.
c. Peningkatan kemampuan penyidikan dan sertifikasi penyidik.
d. Peningkatan sinergi CJS/ penegak hukum lainnya.
e. Peningkatan anggaran penyidikan.
f. Modernisasi teknologi peralatan penyidikan.

5. Peningkatan stabilitas Keamanan dengan bentuk kegiatan :

a. Prioritaskan penanganan kasus-kasus berimplikasi kontijensi (terorisme dan konflik sosial/ rusuh massal).
b. Melakukan langkah-langkah proaktif dengan mengedepankan fungsi Intel dan Binmas, mengaktifkan tim terpadu penanggulangan konflik sosial untuk melakukan pemetaan (mapping) potensi konflik sejak dini, mencari solusi akar permasalahan dan melakukan komunikasi/ dialog antara pihak-pihak yang berkonflik.
c. Prioritaskan penanganan kasus-kasus konvensional yang meresahkan masyarakat (narkoba, korupsi, curas, pembunuhan, kejahatan terhadap perempuan dan anak).
d. Intensifkan penanganan kasus-kasus terhadap kekayaan negara (cartel komoditas dan kejahatan terhadap lingkungan).
e. Transnational crime seperti human trafficking, narkoba, dll.

6. Manajemen Media, di era komunikasi dan informasi seperti masa kini, salah satu terobosan yang juga menjadi andalan dan kekuatan Polri adalah Pemolisian Media Sosial atau Social Media Policing.

Program ini sebuah penyelenggaraan kegiatan kepolisian yang dilakukan secara interaktif dimana polisi dapat berhubungan dengan masyarakat melalui media sosial dalam penyampaian informasi terkait kebijakan dan strategi serta rencana kepolisian dalam melakukan tindakan pelayanan publik.

Program yang berbasis teknologi informasi ini juga berkaitan dengan penyampaian kinerja kepolisian, termasuk menerima pengaduan ataupun keluhan dari masyarakat. Adapun bentuk kegiatan diaplikatifkan dengan :

a. Melakukan pendekatan terhadap media mainstream (konvensional).
b. Mengelola “Social Media” yang berkembang dan menjadi trend digunakan masyarakat.
c. Memberdayagunakan intelijen media.
d. Mengekspose berita mengenai keberhasilan pelaksanaan tugas Polri.
e. Menekan/ meminimalisir pemberitaan yang dapat membentuk opini negatif masyarakat terhadap Polri.
f. Merespon secara cepat dan segera melakukan netralisir sentimen negatif akibat pemberitaan yang memojokkan institusi Polri.
g. Mengelola “trending topic” yang berkembang di masyarakat.

Seperti diketahui bersama, Penjabaran Commander Wish Kapolri menekankan pada seluruh personel Polri dengan semboyan “PROMOTER” (Profesional, Modern dan Terpercaya) untuk mendukung misi Presiden Joko Widodo tentang peningkatan trust (kepercayaan) masyarakat terhadap POLRI yang mencakup tiga hal yang perlu dilakukan, Pertama adalah kultur pada organisasi, kedua, kinerja pada organisasi, ketiga Kultur dan kinerja organisasi menjadi satu, tidak dapat dipisahkan.

Perwujudan Postur Polri yang profesional, modern, dan terpercaya tersebut tentunya dapat terlaksana dan mencapai hasil optimal sebagaimana diinginkan bersama dengan adanya dukungan penuh dari seluruh unsur masyarakat, sehingga melalui adanya upaya pembenahan internal dan pembangunan institusi yang dilakukan secara komprehensif dan berkelanjutan menjadi bukti nyata tekad dan komitmen Polri untuk mewujudkan pelayanan prima yang unggul, sehingga tumbuhnya kepercayaan masyarakat terhadap institusi Polri bukan menjadi sesuatu hal yang tidak mungkin ataupun mustahil untuk dapat diraih. *

Penulis adalah Anggota Polri