Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pemahaman Menyimpang ISIS
Oleh : Redaksi
Jum'at | 14-10-2016 | 15:25 WIB
pasukanisisbytempo.jpg Honda-Batam

Pasukan ISIS. (Foto: Tempo)

Oleh Aditya Bagas

PERKEMBANGAN organisasi Islam di dunia hingga saat ini terus berkembang dengan cepat, kejadian ini dapat dilihat dari banyaknya organisasi baru, salah satunya adalah Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS). ISIS merupakan sebuah organisasi yang memiliki tujuan mendirikan negara Islam.

 

Gerakan ini awal mulanya lahir di wilayah Timur Tengah yang dipimpin oleh Abu Bakar al-Baghdadi. Tujuan dari pergerakannya saat saat ini adalah menaklukkan dan menyatukan wilayah Suriah, Irak, Mesir, Lebanon, Jordania, dan Israel menjadi negara kesatuan di bawah bendera khilafah, sebuah kerajaan yang menerapkan hukum Islam secara penuh dalam menjalankan pemerintahan negara. Bukan tidak mungkin, penaklukkan – penaklukkan akan dilanjutkan ke seluruh penjuru dunia.

Dalam perekrutan anggota, pergerakan Islam fundamental tersebut mengambil orang-orang yang memiliki pemahaman sama dari seluruh dunia, termasuk Indonesia. Pernah ada sebuah video yang beredar di media sosial, seorang Warga Negara Indonesia (WNI) yang mengaku bernama Abu Muhammad al Indonesi mengajak orang Islam Indonesia untuk ikut memperjuangkan berdirinya negara Islam dengan bergabung dengan pergerakannya. Bukan hanya dari Indonesia, pergerakan yang identik dengan kostum hitam ini juga memiliki anggota dari Australia. Bom bunuh diri yang terjadi di pasar di Irak beberapa waktu lalu, setelah diidentifikasi ternyata dilakukan oleh anak remaja berusia 18 tahun dari Melbourne, Australia.

Kelompok ISIS biasanya menunjukkan kekuatan yang dimilikinya dengan tujuan agar diakui oleh publik atas keberadaanya. Menurut laporan berita dari PBB, sejak bulan Februari 2014 pergerakan ini telah menyebabkan tewasnya sekitar 5.500 jiwa di negara Irak saja. Kemudian di Suriah, tepatnya pada hari Jumat, 18 Juli 2014, pasukan militer Negara Islam Irak dan Suriah melakukan pembantaian di sebuah ladang migas di provinsi Homs.

Sedikitnya ada 270 tentara tewas, petugas keamanan sipil dibunuh, karyawan dibantai guna merebut ladang minyak, diketahui saat ini ISIS telah menguasai 35% wilayah Suriah termasuk ladang minyaknya yang digunakan sebagai pembiayaan organisasi. Masih banyak lagi kekejaman yang dilakukan oleh tentara hitam ini, termasuk memaksa warga Kristen pindah agama, mewajibkan perempuan melakukan khitan jika ingin tinggal di daerah kekuasaannya. Itulah pergerakan kejam dan keji yang telah dilakukan oleh ISIS sejauh ini.

Pada dasarnya sebagai umat manusia kita harus bisa menjaga diri kita dari kejahatan, contohnya perbuatan yang sangat kejam, penyiksaan, pengrusakan, peneroran dan pengeboman yang dilaukan oleh kelompok ISIS, sehingga kelompok tersebut bisa disebut sebagai kelompok teroris.

Agama sangat melarang adanya kekerasan karena bisa membahayakan umat manusia, banyak masyarakat dari berbagai kalangan yang terbunuh oleh ISIS. Kejadian ini menunjukkan bahwa jika ISIS mengaku sebagai umat manusia yang beragama Islam, maka pernyataan tersebut adalah "ngawur" karena tindakan yang dilakukan oleh kelompok tersebut sangat bertentangan dengan Syariat Islam, sehingga anggota maupun orang-orang yang ingin bergabung dengan kelompok ISIS dapat disebut sebagai orang bodoh yang tidak paham agama. *

Penulis adalah Pengamat Terorisme