Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Cuaca Ekstim Harga Ikan di Bintan Melambung
Oleh : Harjo
Kamis | 13-10-2016 | 09:51 WIB
nelayandibintan.jpg Honda-Batam

Para nelayan di Bintan tidak melaut karena cuaca ekstrim. (Foto: Harjo)

BATAMTODAY.COM, Bintan - Kondisi cuaca yang ekstrim saat ini, membuat harga sejumlah jenis ikan di pasar tradisional di Bintan melambung tinggi. Dari harga saat normal Rp3.000 ribu, kini naik menjadi Rp7000 ribu, per kilogramnya.

 

"Harga ikan naik perkilonya, dari biasanya Rp3.000 kini menjadi Rp7.000, tergantung dengan jenis ikannya, ikan yang tampak naik seperti, Tongkol, selar, tamban," ungkap Acun, salah seorang pedagang Pasar Barek Motor Kijang, Kecamatan Bintan Timur (Bintim), Rabu (12/10/2016).

Sedangkan untuk ikan segar, sambung Acun, dirinya menjual dengan harga Rp 35-36 ribu, jika pada harga normalnya bisa mencapai Rp 32-30 ribu. Hal ini disebabkan cuaca yang ekstrim, sehingga nelayan sulit untuk menangkap ikan.

"Mungkin nelayan lagi susah menangkap ikan, dan cuaca yang ekstrim ini jadi tangkapan ikan menurun," kata Acun.

Selain ikan, lanjut Acun, harga sotong juga melambung. Harga perkilogram sotong jika kondisi normal, dan pasokannya banyak. Acun mengatakan perkilogramnya Rp 35 ribu, harga rata-rata. Saat ini kondisi cuaca ekstrim, Pasokan semua ikan dan sotong sedikit.

"Sotong sekarang perkilogramnya Rp 50 ribu, lain halnya beli langsung di kelong dengan harga Rp 40 ribu. Saat ini pasokan ikan terbatas, mengingat kondisi cuaca yang sedang tidak baik. Sehingga banyak kapal yang tidak melaut, dengan pertimbangan keselamatan," timpal Acun.

Warga Kijang, seorang ibu rumah tangga Suminah juga menambahkan harga ikan memang mengalami kenaikan. Pasalnya, ia juga sering mengkonsumsi ikan selar. Untuk kebutuhan sehari-hari dirumahnya, dan ia pun kaget harga selar melambung.

"Untuk ikan selar, memang jarang dijual di bawah harga RP 30 ribu. Beberapa minggu lalu, selar juga sempat tinggi. Yakni Rp 45 ribu, sekarang sudah turun antara 34 hingga Rp 35 ribu," ujar Sumin.

Editor: Dardani