Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Efektivitas Pengamanan Selat Malaka dalam Menghadapi Ancaman Keamanan Laut
Oleh : Harjo
Senin | 10-10-2016 | 12:18 WIB
seskoalokjos.jpg Honda-Batam

Komandan Pangkalan Utama Angkatan Laut (Danlantamal) IV Laksamana Pertama TNI S.Irawan S.E saat menjadi Narasumber dihadapan Pasis (Perwira Siswa) Dikreg Seskoal Angkatan ke-54 Tahun Pelajaran 2016. (Foto: Harjo)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Cikal bakal lahirnya WFQR (Western Fleet Quick Response) adalah untuk menjawab tantangan keamanan dan pengamanan Selat Malaka, yang merupakan salah satu jalur pelayaran terpadat di dunia, selain untuk menepis isu-isu negatif tentang Selat Malaka.

Demikian ungkap Komandan Pangkalan Utama Angkatan Laut (Danlantamal) IV Laksamana Pertama TNI S Irawan SE saat menjadi narasumber di hadapan Pasis (Perwira Siswa) Dikreg (Pendidikan Reguler) Seskoal Angkatan ke-54 tahun ajaran 2016 dan para Perwira Menengah TNI AL, yang berlangsung di Hall A Gedung R E Martadinata, Seskoal Bumi Cipulir, Jakarta Selatan, Senin (10/10/2016).

Saat ini, lanjut Laksma Irawan, telah kita buktikan, bahwa kita mampu mengamankan Selat Malaka dan telah mendapat pengakuan dari dunia internasional.

WFQR Reaksi cepat Koarmabar adalah sistim pengendalian operasi, langsung di bawah kendali Pangarmabar, melalui optimalisasi aset yang dimiliki dengan mengedepankan peran operasi keamanan laut terbatas. Pada satuan kewilayahan, Lantamal didukung satuan mobile unsur KRI Gugus Tempur Laut (Guspurlabar) dan Gugus Keamanan Laut Barat (Guskamlabar).

Sepak terjang kinerja WFQR, lanjutnya, berhasil menekan tingkat kejahatan hingga nol di perairan Selat Malaka dan perairan Kepri, seperti sindikat kejahatan asuransi, illegal oil, perompakan kapal, pencurian dengan kekerasan di laut, perdagangan manusia, narkoba, illegal fishing, pencurian barang muatan kapal tenggelam (BMKT).

WFQR juga berhasil menangkap kapal buruan Interpol MV Viking, penyeludupan, pelanggaran wilayah, SAR (Search And Rescue), dan lain-lain kejahatan di laut.

"Sejak 25 November 2015, total pelaku perompakan yang berhasil ditangkap 66 orang, dan DPO (Daftar Pencarian Orang) 6 orang. Sebagaian besar pelaku kejahatan yang berhasil ditangkap WFQR sudah diproses hukum," paparnya.

Prestasi WFQR menjadi perhatian dunia internasional. Bahkan media televisi asing pun, seperti CNN, Aljazirah ingin mengetahui sepak terjang kinerja dari WFQR, dengan melakukan wawancara khusus dengan Pangarmabar.

Editor: Dardani