Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Parah, Warga Venezuela Kini Harus Terbang ke AS Demi Tisu Toilet
Oleh : Redaksi
Jum'at | 30-09-2016 | 17:19 WIB
demo-venezuela.gif Honda-Batam

Ratusan warga permukiman kumuh berunjuk rasa menuju ke Istana Presiden Venezuela di Caracas untuk mempertanyakan kelangkaan bahan makanan di negeri itu. (Sumber foto: AFP)

BATAMTODAY.COM, New York - Carmen Mendoza (66) terbang ke New York, AS bukan hanya untuk mengunjungi putrinya.

Di kota berjuluk Big Apple tersebut, Mendoza membeli beragam kebutuhan sehari-hari seperti tisu toilet, sabun mandi, pasta gigi, kacang-kacangan, tepung maizena, ikan tuna, mayones, dan aspirin.

Mendoza tak bisa menemukan semua bahan kebutuhan sehari-hari tersebut di tanah airnya, Venezuela.

Resesi ekonomi yang dialami Venezuela telah berubah menjadi krisis kemanusiaan, di mana warga amat kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pangan dan obat-obatan serta tingkat kejahatan pun kian meroket.

Mendoza mengunjungi pasar swalayan Whole Foods bersama putrinya, Anabella.

Di pasar swalayan yang baru dibuka tersebut, Mendoza melihat rak-rak penuh dengan makanan, sayur-mayur, dan buah-buahan. Sebuah pemandangan yang langka di Venezuela.

“Air mata saya tidak terbendung. Anda bisa sangat bahagia ketika menemukan barang paling mendasar, seperti misalnya susu,” ujar Mendoza.

Mendoza tidak sendirian. Pada 2015 lalu, tidak kurang dari setengah juta warga Venezuela mengunjungi AS, tidak hanya untuk mengunjungi keluarga dan kerabat, namun juga sekaligus membeli bahan-bahan pokok.

“Ini adalah bukti bagaimana buruknya pengelolaan negara itu (Venezuela). Keadaan semakin buruk dan buruk saja,” ujar Beatriz Ramos, seorang technopreneur asal Venezuela yang kini menetap di New York.

Komite pemilihan umum Venezuela beberapa waktu lalu mengumumkan pemberian waktu kepada pemimpin oposisi selam tiga hari pada akhir bulan Oktober 2016 untuk mengumpulkan sebanyak-banyaknya tanda tangan sebagai bentuk dukungan referendum.

Ini tentu saja dilakukan guna menyingkirkan Presiden Nicolas Maduro. Lawan Maduro membutuhkan 20 persen pemilih terdaftar untuk meneken petisi. Kemudian, referendum dapat dilakukan pada awal 2017.

Sumber: CNN
Editor: Udin