Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

PT BMI Segera Bangun Resort Senilai USD 35 juta

Ini Tiga Syarat Investasi dari Bupati Lingga
Oleh : Nurjali
Senin | 26-09-2016 | 08:38 WIB
awelingga.jpg Honda-Batam

Bupati Lingga Alias Wello. (Foto: Nurjali)

 

BATAMTODAY.COM, Daiklingga – Pemerintah Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau (Kepri), menyambut baik rencana PT Berlian Mega Indah membangun resort dengan nilai infestasi sebesar USD 35 juta di Pulau Katang, Desa Benan, Kecamatan Senayang, Kabupaten Lingga.

“Buat kami, syarat investasi hanya ada tiga, yakni investasi yang pro rakyat, pro lingkungan, serta investasi yang mampu memberi kontribusi terhadap pendapatan daerah. Jika ketiga syarat ini bisa dipenuhi, silakan jalan,” tegas Bupati Lingga, H. Alias Wello dalam keterangan pers di Dabo, Minggu (25/9/2016).

Penegasan itu disampaikan Bupati Lingga yang kerap disapa Awe itu, menanggapi presentasi yang disampaikan Direktur PT BMI, Mr. Huang Sheng, di hadapan pimpinan dan anggota DPRD Kabupaten Lingga, serta Kepala SKPD Lingga, di Hotel Nagoya Mansion Batam, Jumat (23/9/2016) lalu.

Dalam presentasinya, perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) asal Tiongkok itu, bermaksud membangun villa bergaya arsitektur berbeda dari seantero dunia dengan fasilitas restoran bawah laut, lapangan golf bertaraf internasional. Serta, kolam renang terbuka yang kaya dengan sinar mentari dan pantai yang indah.

“Pada prinsipnya, syarat dan aturan investasi di Lingga itu bisa kami penuhi. Bahkan, jika kami melenceng dari aturan hukum yang berlaku di Indonesia, silakan tegur kami. Nilai investasi yang kami tawarkan sekitar USD 35 juta,” jelas Bun Hai, konsultan lokal yang mendampingi Mr. Huang Sheng.

Kabupaten Lingga yang berada di ujung paling selatan Provinsi Kepri, memiliki 604 pulau kecil dan besar dengan keunikan masing-masing. Selain memiliki panorama laut yang indah, pasir pantainya yang putih dan bersih juga mampu menggoda pengunjung untuk menikmatinya.

“Kabupaten Lingga ini memiliki keunggulan komparatif yang tidak dimiliki oleh daerah lainnya di Indonesia. Saat ini, wisatawan dunia sudah mulai bosan dengan fasilitas wisata modern. Mereka sudah mulai melirik obyek wisata berbasis tradisional dengan panorama alam yang masih natural,” papar Awe.

Editor: Dardani