Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ismeth Abdullah, Penggagas UMRAH yang Terlupakan
Oleh : Charles Sitompul
Senin | 26-09-2016 | 08:12 WIB
Ismethlagi.jpg Honda-Batam

Mantan Gubernur Kepri dan penggagas pembantukan UMRAH Tanjungpinang, Ismeth Abdullah. (Foto; Ist)

BATAMTODAY.COM,Tanjungpinang - Sosok Ismeth Abdullah tak dapat dipisahkan dengan Provinsi Kepri dan Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Tanjungpinang. Karena sosok Ismeth telah berkelindan dengan perjalanan sejarah kedua institusi itu.

Sebagai gubernur pertama Provinsi Kepri, Ismeth Abdullah memutuskan Pulau Dompak sebagai pusat pemerintahan. Dia juga memulai pembangunan sejumlah sarana dan prasarana. Mulai dari sejumlah bangunan ‎perkantoran dan jalan di Pulau Dompak, jembatan. Termasuk, gedung Perguruan Tinggi Negeri Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH).

Di masa pemerintahan Ismeth pula, cikal bakal penegerian UMRAH dimulai. Dimulai dari penggabungan tiga PTS (Perguruan Tinggi Swasta) sebagai pemenuhan syarat Prodi (Program Jurusan).

Namun, seiring perjalanan waktu, peran dan nama Ismeth Abdullah di Provinsi Kepri dan bahkan perguruan tinggi “plat merah” itu mulai pudar, bahkan terkesan terlupakan. Terbukti, dalam beberapa kegiatan di UMRAH, sosok Ismeth tidak masuk dalam daftar undangan.

Bahkan, dalam acara Dies Natalis ke 8 UMRAH yang mewisuda mahasiswanya, ternyata mantan Gubernur Kepri Ismeth Abdullah itu mengaku tidak diundang dan tidak mengetahui adanya acara yang digelar di Aula Kantor Gubernur Kepri pada Sabtu (24/9/2016).

Demikian juga pada beberapa peristiwa penting di Provinsi Kepri, mantan Ketua Otorota Batam ini juga jarang diundang.

Ditemui Wartawan saat menghadiri resepsi pernikahan Anak Kepala Bappeda Kepri, Naharudin, di Tanjungpinang, Sabtu (24/9/2016) Ismeth Abdullah mengaku tidak mengetahui dan tidak diundang dalam acara Dies Natalis ke-8 dalam mewisuda puluhan mahasiswanya UMRAH tersebut.

"Saya tidak tahu tuh, ada Dies Natalis di sana, karena memang nggak diundang. Justru baru bapak dengar sekarang dari anda. Dan saya hadir di Tanjungpinang saat ini untuk menghadiri resepsi pernikahan anak Bapak Nahar (Ketua Bappeda Kepri) dengan Ibu Reni (Plt. Sekda Kepri)," ujar Ismeth, Sabtu (24/9/2016).

Kendati dalam hatinya, ingin datang pada beberapa momen kegiatan UMRAH, tetapi karena jarang mendapat undangan membuat dirinya tidak jadi datang. Termasuk dalam acara Peresmian UMRAH sebagai perguruan tinggi negeri pada 26 Desember 2011 lalu juga tidak diundang.

Anehnya, kata Ismeth, Ibu Aida Ismeth yang merupakan isterinya, kala itu malah dapat undangan sebagai anggota DPD-RI, saat itu Ismeth juga mengaku mengalah.

"Tapi ya sudahlah, pihak UMRAH mungkin punya pertimbangan lain mengapa mereka tidak mengundang bapak," ujarnya.

Kendati jarang diundang, kepada wartawan, Ismeth mengatakan setiap apa yang dibangun dan dilakukan, belum tentu akan dinikmati dan hal itulah yang terjadi saat ini.

"Anda perlu ingat apa yang kita bangun belum tentu kita yang menikmatinya. Itulah yang terjadi hari ini. Bapak dulu yang membangun UMRAH, tapi kini bapak tidak melihat hasilnya. Apa yang terjadi pada diri bapak, juga akan terjadi pada orang lain, termasuk diri Anda. Percayalah, semuanya sudah ada yang ngatur. Anda tak perlu kecewa mengapa saya tidak diundang, saya enjoy aja kok," tuturnya.

Sebaiknya, katanya lagi, coba wartawan menanyakan langsung soal itu kepada Rektor UMRAH. Karena, Ismeth mengaku sadar, dulu sebagai Gubernur Kepri. Tetapi, saat ini dirinya adalah mantan Gubernur dan sekarang sudah tidak ada pengaruhnya.

"Kami hanya berpesan, seharusnya UMRAH dan Provinsi Kepri, harus ingat sejarah. Pada acara penting di UMRAH seperti Dies Natalis, tolonglah tokoh-tokoh pendiri UMRAH diundang dan dikabari. Soal mereka datang atau tidak, itu soal belakangan. Jangan seperti sekarang ini, kabar berita pun tak ada. Petinggi di UMRAH harus ingat semboyan Bung Karno dengan Jas Merahnya - Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah," tuturnya lagi.

Editor: Dardani