Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Inilah Program Studi yang Paling Banyak Hasilkan Miliarder
Oleh : Redaksi
Rabu | 21-09-2016 | 14:02 WIB
program-studi.gif Honda-Batam

Ilustrasi (Sumber foto: thinkstock.com)

BATAMTODAY.COM, New York - Tidak sedikit miliarder dunia yang gagal mengenyam pendidikan di perguruan tinggi, namun banyak juga yang mengantongi gelar sarjana maupun magister.

Sebuah studi yang dilakukan majalah Spears dan kantor konsultan WealthInsight mengungkap latar belakang pendidikan para miliarder.

Menurut studi tersebut, secara umum miliarder dunia mengantongi gelar magister. Adapun gelar akademik yang paling banyak dimiliki oleh para miliarder adalah magister bisnis manajemen alias MBA dengan persentase 12 persen dari miliarder yang disurvei.

Berada pada peringkat kedua adalah gelar di bidang teknik dengan persentase 10,7 persen.

Pada peringkat ketiga hingga kelima secara berurutan adalah program studi ekonomi, ilmu bisnis, dan hukum.

Program studi vokasional mendominasi peringkat teratas daftar tersebut. Program studi yang tradisional seperti kimia, sejarah, dan biologi hanya memperoleh persentase sekira 1 persen.

"Aspek numerik menjadi keuntungan dalam hal menghitung kekayaan personal. Dengan pengecualian MBA dan Ilmu Bisnis, beberapa program studi ini lebih condong ke vokasional. Kebanyakan lulusan teknik, misalnya, bukan menjadi insinyur melainkan berwirausaha," ungkap Oliver Williams, kepala WealthInsight seperti dikutip dari CNBC, Selasa (20/9/2016).

WealthInsight mengelola basis data sekitar 100.000 orang super kaya di dunia sebagai perangkat riset dan analisis. Orang super kaya tersebut didefinisikan sebagai individu dengan aset melebihi 1 juta dollar AS, di luar residensial primer.

Adapun peringkat program studi tersebut adalah sebagai berikut:

1. MBA  12,1 persen
2. Teknik  10,7 persen
3. Ekonomi  8,2 persen
4. Ilmu bisnis  5,9 persen
5. Hukum  4,7 persen
6. Akuntansi  2,9 persen
7. Keuangan  2,1 persen
8. Manajemen  2 persen
9. Perdagangan  1,9 persen
10. Ilmu komputer  1,9 persen

Sumber: CNBC
Editor: Udin