Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Nadia Murad, Korban Perkosaan ISIS yang Ditunjuk Jadi Duta Besar PBB
Oleh : Redaksi
Sabtu | 17-09-2016 | 15:43 WIB
nadia_muradbygetty.jpg Honda-Batam

PKP Developer

Nadia Murad, korban perkosaan ISIS, diangkat menjadi Duta Besar PBB. (Foto: Getty)

BATAMTODAY.COM, New York - Nadia Murad sempat menjadi korban dalam kasus perdagangan manusia dan pemerkosaan berkelompok yang dilakukan oleh militan yang menyebut diri Negara Islam atau ISIS. Namun dia kemudian berhasil menyelamatkan diri dan kini ditunjuk sebagai duta besar PBB.

Perempuan dari komunitas Yazidi tersebut -yang juga masuk dalam nominasi Penghargaan Nobel Perdamaian- akan menjadi Duta Besar untuk Penghormatan Penyintas Perdagangan Manusia, yang berada di bawah Kantor PBB Urusan Narkoba dan Kejahatan (UNODC).

"Penunjukkan Murad menandai pertama kalinya seorang penyintas kejahatan diberikan penghargaan ini," kata PBB.
Lahan kuburan massal korban ISIS ditemukan di Irak

Perempuan berusia 23 tahun ini mengatakan kepada BBC bahwa dia juga mengalami kekerasan seksual dan fisik.
"Di bawah kekuasaan mereka, wanita yang ditangkap menjadi sasaran jika ketahuan mencoba melarikan diri. Dia dimasukkan ke dalam sel penjara dan diperkosa oleh semua pria yang ada di kamp. Saya diperkosa berkelompok."

Dia mengatakan sempat diperjual-belikan berulang kali oleh kelompok militan tersebut sebelum berhasil melarikan diri.
Sejak berhasil melarikan diri, dia memberikan advokasi untuk mengakhiri perdagangan manusia.

"Tugas Murad sebagai duta besar PBB akan fokus pada inisiatif advokasi dan meningkatkan kesadaran atas situasi buruk yang dialami oleh korban-korban yang jumlahnya tak terhitung, khususnya para pengungsi, kaum wanita, dan anak-anak perempuan," kata PBB.

Upacara pelantikannya di PBB akan disaksikan oleh Sekretaris Jenderal Ban Ki-moon, Duta Besar AS Samantha Power, dan pengacara Murad, Amal Clooney.

Sumber: BBC Indonesia
Editor: Dardani