Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Lima Point Strategis Membangun Pendidikan Unggul

Ini Saran Hardi Hood untuk Ranperda Pendidikan Karimun
Oleh : Redaksi
Minggu | 04-09-2016 | 08:43 WIB

 BATAMTODAY.COM, Karimun - Ketua Komite III DPD RI, Hardi S Hood. Phd menyatakan, ada lima point strategis yang perlu mendapat perhatian dalam penyusunan Ranperda Pendidikan di Karimun. Yaitu, muatan lokal, pendidikan karakter, life skill, perhatian terhadap guru serta pendidikan berkualitas, bukan pendidikan gratis.

 “Hari ini kita anak-anak didik kita menghadapi banyak sekali tantangan, arena itu lembaga pendidkan kita harus didesain untuk dapat merespon tantangan dengan baik. Saya kira penyusunan Ranperda itu perlu mengakomodir hal-hal yang memang diperlukan oleh peserta didik hari ini agar begitu mereka tamat, mereka menjadi pribadi yang baik dari sisi afektif, kognitif maupun psikomotorik,” papar Hardi Hood dalam acara seminar dan sosialisais untuk Ranperda Pendidikan yang diselengarakan oleh Himpunan Akademikus Kundur (HAK) bersama Pansus Ranperada Pendidikan DPRD Karimun di Aula Haji Kecamatan Kundur, Jumat (2/9/2016).

Hardi menyebutkan, ada lima point strategis yang perlu diakomidir, pertama kurikulum saat ini perlu mengakomodir muatan lokal. Hal agar peserta didik mengerti benar tentang potensi daerahnya. Hardi mencontohkan, salah satu provinsi di Sulawesi yang pernah dikunjungi memasukkan pelajaran kemaritiman sebagai mutan lokal untuk memberikan pengetahuan yang cukup tentang daerah sendiri.

“Pak Kapolda Kepri menyatakan kepada saya bahwa pihaknya pernah tidak meloloskan anak daerah (anak tempatan-red) yang mengikuti tes Kepolisian, ternyata anak itu tidak pandai berenang. Menjadi ironis ketika provinsi kita yang katanya 96 persen lautan,tetapi anak-anaknya tidak mengenal aut. Selain itu pengetahuan budaya dan sejarah juga penting sebab Kepri pernah menjadi pusat imperium Kerajaan Riau-Lingga dan dari sinilah bahasa Indonesia itu berasal, anak-anak kita harus tahu itu,” kata lulusan S1 Sarjana Kurikulum ini.

Ditambahkannya lagi point penting lainnya adalah lembaga pendidikan harus dapat membentuk karakter yang baik bagi peserta didik, sebab tujuan pendidikan memang untuk menciptakan pribadi unggul tidak hanya dari aspek kepintaran (kognitif) tetapi juga dari aspek karakter atau Afektif.

“Saya pernah ke Jepang untuk melihat pendidikan di sana, ternya di sana itu, anak SD di sana tidak diajarkan berhitung dan membaca, tetapi karakter mereka dulu yang dibentuk, mulai dari aspek kedisiplinan, kemandirian dan kerja keras. Di sekolah mereka diajarkan menempatkan sepatu dengan susnan rapi, menyajikan teh tradisional dengan baik, bahkan radius 4 kilometer mereka tidak boleh diantara orang tuanya dengan kendaraan, tapi harus jalan kaki secara berkelompok,” jelasHardi.

Perhatian terhadap guru juga merupakan masukan dari Ketua Komite III DPD RI yang membidangi tentang pendidikan ini, diceritakannya bahwa dirinya pernah mengunjungi Finlandia, negara yang pendidikan menempati urutan pertama terbaik di dunia.

“Ternyata kunci kesuksesan pendidikan di Finlandia terletak pada guru, pemerintah di sana hanya merekrut guru dari lulusan terbaik saja.Selain itu gaji guru di sana lebih besar ketimbang profesi lain. Ketika saya bertanya kepada murid di kelas, 70 persen mengatakan ingin jadi guru. Bagi murid di sana, guru adalah profil yang paripurna, sebab denganmenjadi guru kesejahteraan mereka terjamin, dan gurunya memang pintar-pintar,” tambahHardi.

Menurut mantan Ketua Dewan Pendidikan Batam ini, masukan lainnya adalah membangun Sistem Pendidikan Berbasis Life Skill, diuraikanya pengetahuan yang diterima murid dari dunia pendidikan harus mampu diterapkan ke kemasyarakat. Saat ini tidak sedikit baik tamatan SLTA maupun tamatan Sarjana yang menganggur karena tidak memiliki life skill atau keterampilan.

Editor: Dardani