Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Smart City Bisa Jadi Solusi Atasi Penghematan Aggaran di Daerah.
Oleh : Redaksi
Jum'at | 02-09-2016 | 14:02 WIB
Asman_abnur.jpg Honda-Batam

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Asman Abnur

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Penahanan Dana Alokasi Umum oleh pemerintah pusat membuat sejumlah daerah yang terkena imbasnya menjerit. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) Asman Abnur meyakini smart city bisa menjadi solusi mengatasi penghematan anggaran di daerah.

Menurut Asman, dengan pemanfaatan smart city melalui e-budgeting bisa memangkas pengeluaran anggaran kota/kabupaten di Indonesia.

"Pasti bisa hemat. Contoh Bandung dengan e-budgeting bisa menghemat 1 triliun. Kemarin saya ke Jogja juga dari 3.200 kegiatan tinggal 800 kegiatan. Jadi pemborosan selama ini ketahuan," ujar Asman usai membuka Indonesia Smart City Forum (ISCF) 2016 di The Trans Luxury Hotel, Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung, Jumat (2/9/2016).

Untuk itu, pihaknya akan memaksakan seluruh daerah menerapkan e-budgeting sebagai solusi penghematan.

"Sebagai solusi penghematan, saya Menpan baru akan menerapkan secepatnya e-budgeting. Enggak boleh ditunda-tunda. Kalau perlu saya paksa seluruh bupati wali kota menerapkan e-budgeting," kata Asman seperti dikutip dari laman detik.com.

Asman mengakui belum semua daerah menjadikan smart city sebagai sistem utama pengelolaan pemerintahan. Padahal teknologi dapat menjadi langkah efisiensi anggaran, SDM, dan waktu. Pemerintah daerah tinggal belajar dan meniru.

"Pemerintah daerah tinggal contoh (smart city) implementasikan dan paksakan. Bukan copy paste tapi studi tiru. Nanti saya maksanya tinggal lewat penilaian," kata Asman.

Ridwan Kamil, Wali Kota Bandung menyebut pihaknya selaku tuan rumah berharap kegiatan ini bisa menjadi ajang bertukar ide dan informasi terkait pemanfaatan teknologi di masing-masing daerah.

"Bagi saya ini menjadi contoh untuk memperbaiki negeri dengan berkolaborasi. Sehingga, kota dan kabupaten di Indonesia merasa smart city itu sebagai kebutuhan, bukan keren-kerenan," ujar Emil, sapaan Ridwan Kamil.

Menurut Emil, smart city cukup penting untuk kemajuan kota. Ia mencontohkan aplikasi e-budgeting di Bandung yang berhasil menghemat anggaran. Aplikasi e-budgeting memudahkan Pemkot Bandung memantau setiap anggaran.

"E-budgeting itu terbukti, kita bisa mengurangi anggaran hingga satu triliun rupiah," ucapnya.

Namun, menurut Emil, membangun sebuah aplikasi tidak mudah dan butuh biaya besar. Maka itu, sambung dia, sangat penting kolaborasi antar daerah untuk bisa menyumbangkan aplikasi yang dimiliki ke daerah lain.

"Jadi tidak perlu tiap daerah membangun aplikasi sendiri-sendiri," kata Emil.

Editor: Surya