Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Trump Bahas Tembok di Perbatasan saat Bertemu Presiden Meksiko
Oleh : Redaksi
Kamis | 01-09-2016 | 13:02 WIB
donald-trump.gif Honda-Batam

Donald Trump menegaskan kepada Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto bahwa Amerika Serikat memiliki hak untuk membangun tembok di perbatasan. (Reuters/Carlo Allegri)

BATAMTODAY.COM, Meksiko - Donald Trump memenuhi undangan bertemu dengan Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto dan mempergunakan kesempatan itu untuk menegaskan kepada Nieto bahwa Amerika Serikat memiliki hak untuk membangun tembok di wilayah perbatasan demi menghalau imigran ilegal dari negara itu.

Donald Trump memenuhi undangan bertemu dengan Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto dan mempergunakan kesempatan itu untuk menegaskan kepada Nieto bahwa Amerika Serikat memiliki hak untuk membangun tembok di wilayah perbatasan demi menghalau imigran ilegal dari negara itu.



Dalam kunjungan tak terduga ke Meksiko, negara yang sering ia sebut sebagai asal para imigran yang hanya menjadi pemerkosa dan kriminal di AS, Trump berbicara dengan Nieto di kediamannya di Los Pinos selama sekitar satu jam, Rabu (31/8/2016).

Keduanya membahas soal tembok di sepanjang perbatasan AS-Meksiko, yang selalu menjadi janji utama Trump dalam kampanyenya. Meski begitu, Trump mengaku tidak membicarakan soal janjinya, bahwa Meksiko harus membiayai pembangunan tembok tersebut.

"Kami mendiskusikan tembok [di perbatasan], kami tidak membahas soal pembiayaan pembangunan tembok, itu dapat dibicarakan di kemudian hari, ini adalah pertemuan yang sangat awal. Itu adalah pertemuan yang sangat baik," ujar Trump, dikutip dari Reuters.

Dalam janji kampanyenya, Trump kerap berkoar bahwa tembok yang akan dibangun di sepanjang perbatasan AS-Meksiko akan dibiayai oleh pemerintah Meksiko.

Usai pertemuan ini, Nieto mengatakan bahwa ia telah menegaskan kepada Trump soal jutaan orang Meksiko di Amerika Serikat yang pantas dihormati. Pernyataan Nieto ini dinilai sebagai teguran yang ringan terhadap Trump.

"Warga Meksiko merasa dirugikan dengan komentar yang ia luncurkan, tapi saya yakin niatnya dalam membangun hubungan tulus," kata Nieto.

Undangan Nieto agar Trump menyempatkan diri berkunjung ke negaranya dikecam oleh sejumlah tokoh oposisi Meksiko. Pasalnya, dalam sejumlah kampanyenya, Trump kerap kali menyebut bahwa Meksiko seperti sengaja membiarkan kriminl dan pemerkosa melintasi perbatasan AS.

Trump juga menuduh Meksiko mencurangi AS dalam sektor perdagangan.

Kunjungan Trump diwarnai aksi demonstrasi di pusat ibu kota Mexico City dan di sekitar monumen kemerdekaan Meksiko. Sejumlah demonstran mengusung papan bertuliskan seruan seperti, "Youre not Wall-come" atau yang berarti "Anda tidak diterima di sini."

Ada pula yang mengusung slogan "Pena [Nieto] dan Trump pergi saja."

Nieto sendiri kini tengah dilanda kontroversi atas tuduhan menjiplak sebagian isi dari tesisnya di jurusan hukum pada 1991 lalu.

Kunjungan Trump ke Mexico City berlangsung hanya beberapa jam sebelum ia dijadwalkan untuk menyampaikan pidato soal arah kebijakan imigrasinya jika ia terpilih menjadi presiden dalam pilpres mendatang. Pidato ini akan digelar di Arizona.

Rival Trump, Hillary Clinton yang pernah menjabat sebagai menteri luar negeri AS pada periode pertama pemerintahan Obama, menyatakan bahwa Trump harus membuktikan seruannya yang keras terhadap imigran ilegal dalam kebijakan imigrasinya.

"Akan sangat sulit berusaha menghaluskan bahasa Anda, setelah lebih dari satu tahun Anda hanya melontarkan hinaan dan sindiran kepada negara tetangga, tidak juga dengan cara mengunjungi mereka selama beberapa jam lalu kembali ke dalam negeri," ujar Clinton.

Sumber: Reuters
Editor: Udin