Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Begini Cara Hacker Membobol iPhone Anda
Oleh : Redaksi
Senin | 29-08-2016 | 09:38 WIB
apple_iphonebygetty.jpg Honda-Batam

Apple disebut telah memutakhirkan peranti lunak iPhone untuk mengatasi masalah pada sistem operasi. (Foto: Getty)

 

 

BATAMTODAY.COM, New York - Cacat pada sistem operasi iOS Apple telah ditemukan sehingga memungkinkan peretas untuk menaruh spyware pada iPhone sasaran ketika sang pemilik iPhone tersebut mengeklik tautan yang dikirim.

 

Kecacatan pada sistem operasi iOS pertama kali terungkap setelah seorang pengacara hak asasi manusia memberi tahu dua perusahaan keamanan teknologi informasi (IT) tentang pesan teks yang diterimanya dari orang tak dikenal.

Dua perusahaan keamanan IT yang diberitahu, Citizen Lab dan Lookout, tidak bersedia mengungkap secara rinci temuan mengenai kecacatan pada sistem operasi iOS sampai Apple melakukan pembenahan. Namun, secara garis besar, mereka menemukan tiga cacat yang sebelumnya tidak diketahui pada sistem pengodean Apple.

Sejak saat itu Apple memutakhirkan peranti lunak iPhone untuk mengatasi masalah ini. Pengacara bernama Ahmed Mansoor menerima pesan teks pada iPhone-nya pada 10 dan 11 Agustus.

Isi pesan tersebut berjanji akan mengungkapkan "rahasia" orang-orang yang diduga disiksa di penjara Uni Emirat Arab (UEA) jika Mansoor membuka tautan yang tertera. Akan tetapi, Mansoor tidak membukanya. Dia justru menghubungi dua perusahaan keamanan IT.

Jika dia nekad membuka tautan tersebut, menurut Citizen Lab, iPhone-nya akan bisa disusupi peranti lunak oleh sang pengirim tanpa sepengetahuannya.

"Begitu terinfeksi, ponsel Mansoor akan menjadi mata-mata digital dalam sakunya. Kamera dan mikrofon pada iPhone-nya akan bisa diakses untuk memata-matai lingkungan di sekitar peranti tersebut," kata Citizen Lab.

Tak hanya itu, iPhone milik Mansoor akan bisa merekam percakapan Whatsapp dan mengintip semua pesan teks, dan melacak semua pergerakan tanpa Mansoor pernah sadar.

Para peneliti keamanan IT meyakini spyware itu diciptakan NSO Group, sebuah perusahaan Israel di bidang "perang siber".

Sumber: BBC Indonesia
Editor: Dardani