Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Modal Facebook dan Hasil Sumbangan, Tim Futsal SMANSA Singkep Melenggang ke Final
Oleh : Nur Jali
Sabtu | 27-08-2016 | 18:02 WIB
tim-futsal-SMA-1-Lingga.gif Honda-Batam

Tim Futsal SMANSA Singkep melenggang ke final (Foto: Nur Jali)

BATAMTODAY.COM, Dabosingkep - Penghentian pungutan uang komite sekolah oleh pemerintah Kabupaten Lingga dan Provinsi Kepri, di sekolah negeri khususnya Sekolah Menengah Atas (SMA) Sederajat, mungkin kabar gembira bagi sebagian besar wali murid yang tidak mampu. Karena hal ini akan meringankan beban bagi mereka, karena tidak perlu menyiapkan uang perbulan untuk sekolah.

Namun dengan adanya penghentian tersebut karena dianggap melanggar aturan, ternyata tidak berdampak positif bagi kegiatan ekstrakuriulir di Sekolah Menangah Atas (SMA) Sederajat yang ada di Kabupaten Lingga.

SMA Negeri 1 Singkep misalnya, karena ketiadaan anggaran beberapa kegiatan ekstrakurikuler, di sekolah negeri ini terpaksa harus nekat ikut kompetisi dengan cara mengharapkan sumbangan dari para donatur dan alumni.

"Modal nekat dan keinginan menyalurkan bakat anak-anak, saya beranikan ikut meskipun anggarannya nol," Kata Heri Candra pelatih sekali manager tim Futsal SMA Negeri 1 Singkep ini kepada BATAMTODAY.COM, Sabtu (27/8/16).

Hari pertama berangkat ke Daik Lingga yang membutuhkan biaya tidak sedikit, dari Dabosingkep, Heri memberanikan diri menggunakan dana pribadinya untuk membiayai anak-anak. " Carter speed pulang pergi mau 5-6 ratus ribu, konsumsi dan lainnya lumayanlah, sekali bertanding butuh biaya cukup besar," ujarnya.

Meski membutuhkan biaya yang tidak sedikit tidak membuat dirinya menyerah, "Saya yakin anak-anak ini punya potensi, tapi saya sempat kewalahan karena biaya yang tidak sedikit," ujarnya.

Karena nyaris putus biaya, Heri bersama teman guru lainnya sempat bergumam di dalam hati. " Mudah-mudahan main pertama kalah, cuma dalam hati, tapi malah menang telak," cetusnya sembari tersenyum.

Bakat anak-anak muda ini memang tidak terbendung meski dalam hati berkata lain, namun dirinya tetap bersikap profesional dengan memberikan arahan yang benar kepada para muridnya. " Akhirnya malah menang terus, tiga kali main menang dan masuk final," jelasnya sambil tersenyum menghela nafas.

Karena kebingungan untuk mencarikan dana untuk tetap memastikan agar anak-anaknya terus bertanding agar meraih kemenangan gemilang, Heri tidak kehabisan akal. Dirinya berupaya berbagai cara, salah satunya dengan mempublis setiap kemenangan anak didiknya di media sosial, sambil dirinya juga menghubungi beberapa teman gurunya untuk meminta pinjaman sumbangan.

"Urat malu saya sudah putus kalau begini," kata Heri karena memberanikan diri meminta sumbangan dan mempublis berbagai kegiatan tim futsalnya.

Akhinya, usaha Heri mendapat respon yang positif dari para pengguna facebook, mulai dari siswa yang menyumbang berkat keringanan tangan dan hati dari seorang rekan gurunya Frans Edwinata yang meminta sumbangan kepada murid saat upacara. "Terkumpul lumayanlah buat konsumsi," ujarnya bercerita.

Tim SMA Negeri 1 Singkep ini juga mendapat sumbangan dana dan fasilitas dari rekan-rekan Alumni SMA Negeri 1 Singkep yang berada di Daiklingga. Kini hasilnya cukup membanggakan, anak didiknya masuk final, dan sumbangan dari para Alumni nya pun sangat membantu untuk anak-anak terus berjuang di final.

Semoga, hasil membagakan ditorehkan SMA Negeri 1 Singkep, dan hal ini menjadi pembelajaran bagi Pemerintah Kabupaten Lingga untuk mencarikan solusi agar bakat olahraga anak-anak ini dapat tersalurkan dengan mencarikan solusi pengganti uang BP3.

Editor: Udin