Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Masyarakat Desa Nerekeh Kecewa Perilaku Mahasiswa KKN di Desanya
Oleh : CR7
Kamis | 25-08-2016 | 17:26 WIB
KKN.gif Honda-Batam

Ilustrasi KKN (Sumber foto: zonasultra.com)

BATAMTODAY.COM, Daiklingga - Masyarakat Desa Nerekeh, Kabupaten Lingga, menyayangkan sikap 12 mahasiswa KKN di Desanya yang membuat isu miring dan tidak mencerminkan kegiatan yang positif. 

Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) bukan hanya program pengabdian wajib dari kampus untuk mahasiswanya. Lebih dari itu, KKN menjadi momen bagi mahasiswa untuk berbaur dengan masyarakat.

Pelaksanaan program ini juga diwajibkan agar mampu mengaplikasikan ilmu mereka melalui pengabdian diri di tengah masyarakat. Sehingga lebih mandiri dalam mempersiapkan masa depan.

Namun hal tersebut berbanding terbalik terhadap mahasiswa KKN yang ditempatkan di Desa Nerekeh, Kecamatan Lingga. Para mahasiswa yang berjumlah 12 orang tersebut malah membuat cerita miring di tengah masyarakat setempat. Pasalnya selama mereka ditempatkan, belum nampak bukti kerja nyatanya apa yang telah menjadi tujuan mereka sebelumnya.

Tidak seperti mahasiswa KKN Kebangsaan lainnya yang ditempatkan di seluruh wilayah Kabupaten Lingga. Masing-masing dari mereka berlomba menjadikan desa yang ditempatkan menjadi desa idaman maupun desa yang berbasis ekowisata.

"Apa yang selama ini mereka buat tidak ada kreativitasnya, yang ada malah mereka menyerap kegiatan yang dibuat masyarakat. Ditambah lagi perilaku mereka tidak ada sopan santunnya," ungkap Sekretaris Desa Nerekeh, Budi Setiawan kepada BATAMTODAY.COM, Kamis (25/8/2016).

Diakui Budi, dirinya sangat menyayangkan sikap perilaku Mahasiswa KKN tersebut yang tidak menunjukkan sikap sopan santun dalam menghargai budaya masyarakat di desanya.

"Bukan hal yang positif ditunjukkan malah hal-hal yang berbau negatif ditampilkan di tengah mata masyarakat," kata Budi.

Biasanya kata Budi lagi, saat melaksanakan praktek Kuliah Kerja Nyata (KKN) di desa maupun dusun, hendaknya mahasiswa harus bisa menjaga sikap dan perilakunya, menghormati budaya dan adat istiadat setempat serta jangan membuat keributan atau kekacauan, demi menjaga nama baik perguruan tinggi dan juga nama baik keluarga dan diri sendiri. Namun hal tersebut sepertinya tidak diterapkan mereka.

"Ini malah buat cerita miring, berbaur dengan masyarakat tidak ada, sementara bukti program KKN mereka dilapangan juga belum nampak. Kalau seperti ini masyarakat tidak akan percaya lagi dan tidak mau menerima praktek KKN di sini pada waktu yang akan datang," ujarnya.

Dia menilai, sampai hari ini 12, mahasiswa KKN yang berasal dari perguruan tinggi STISIPOL itu juga tidak bisa merealisasikan apa yang menjadi program kerja nyata mereka.

"Sampai hari ini kita dari desa belum melihat dan belum nampak bukti program mereka yang terealisasi di lapangan, manfaat dari mereka untuk masyarakat juga tidak ada. Seharusnya mereka bisa berkontribusi terhadap apa yang telah dibekali kepada mereke, implementasikan kompetensi yang dimiliki bagi perkembangan kehidupan masyarakat dan tunjukkan kepade kami kreativitas seorang mahasiswa itu," tutup Budi.

Editor: Udin