Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Jokowi dan Proyek Besar Danau Toba
Oleh : Redaksi
Senin | 22-08-2016 | 15:29 WIB
jkwditoba.jpg Honda-Batam

Presiden Jokowi menyapa warga sebelum menyeberangi Danau Toba untuk berkunjung ke Pulau Samosir di Parapat, Simalungun, Sumatera Utara, Minggu (21/8). (ANTARA/Septianda Perdana)

 

BATAMTDODAY.COM Jakarta - Presiden Joko Widodo melihat keindahan Danau Toba dari dataran tinggi Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara, Senin (22/8/2016). Jokowi mengakhiri kunjungan tiga harinya di provinsi itu dengan mengutarakan berbagai pujian atas pesona alam dan sejarah Danau Toba.

 

"Kalau melihat ke sana, terlihat danau, air terjun di Pulau Samosir dan situs sejarah Sisingamangaraja. Menurut saya itu sudah komplet," ucap Jokowi seperti dilansir Antara.

Sejak awal pemerintahannya, Jokowi menempatkan pembangunan sektor pariwisata sebagai salah satu program utamanya. Danau Toba merupakan satu dari 10 titik turisme yang paling mendapatkan perhatiannya.

Untuk merealisasikan wacananya, Jokowi telah membentuk Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Danau Toba. Jokowi mendasarkan pembentukan lembaga itu pada Peraturan Presiden Nomor 49 Tahun 2016.

Rencana induk pembangunan kawasan pariwisata Danau Toba untuk periode 2016 hingga 2041 merupakan draf yang harus diselesaikan badan otoritas itu.

Tanpa menyebut nama, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Panjdaitan berkata, Jokowi telah menunjuk pejabat yang akan memimpin badan tersebut.

"Pejabatnya sudah ditunjuk dan akan segera dilantik," ucap Luhut, Jumat pekan lalu. Sebagai Menko Kemaritiman, ia duduk sebagai ketua dewan pengarah.

Luhut menuturkan, pemerintah akan membangun sejumlah infrastruktur pendukung wisata di sekitar Danau Toba. Perhotelan, resor, lapangan golf, convention center, dan lapangan terbang akan didirikan di Kabupaten Toba Samosir.

Pemerintah juga berencana memulai pembangunan jalan lingkar Pulau Samosir dan lingkar Danau Toba. Luhut berkata, dalam dua tahun proyek itu harus tuntas.

Setelahnya, ajang balap sepeda, lomba maraton, dan berbagai perlombaan berskala internasional dapat digelar setiap tahun di lokasi itu.

November 2015, Menteri Pariwisata Yahya Arief berkata, sektor pariwisata dapat menyumbang devisa hingga 11 miliar dolar AS. Target pemerintah, tahun 2019 Danau Toba dapat menghasilkan pendapatan negara sebesar Rp30 triliun.

Pemerintah mendasarkan angka-angka tadi pada turisme Danau Toba yang kembali bergairah sejak 2008. Menurut catatan Badan Pusat Statistik Kabupaten Samosir, jumlah turis yang berkunjung ke Danau Toba pada 2015 mencapai 175 ribu orang.

Di satu sisi, jumlah tersebut memang masih lebih rendah dibandingkan jumlah wisatawan yang datang pada 1995, yakni lebih dari 249 ribu orang.

Seiring dengan wacana besar pemerintah terhadap Danau Toba, para pemilik keramba di Danau Toba harus mulai memikirkan masa depan mereka. Dalam kurun waktu satu hingga dua tahun, pemerintah akan melarang keberadaan keramba jaring apung di danau terbesar di Indonesia itu.

"Masalah keramba jaring apung dan TPL (Toba Pulp Lestari), harus tuntas tahun 2017," kata Luhut.

Gubernur Sumut Erry Nuradi mengatakan, pelarangan keramba adalah upaya pemerintah memperbaiki ekosistem Danau Toba. Kepentingan pariwisata merupakan ujung dari kebijakan itu.

Menurut data Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, produksi ikan dari keramba di Danau Toba mencapai 80 ribu ton ikan pada tahun 2015. Sebanyak 51 ribu ton ikan berasal dari keramba milik masyarakat, sementara sisanya dari keramba korporasi.

Sumber: CNN Indonesia
Editor: Dardani